Liputan6.com, Johannesburg - Polisi Afrika Selatan (Afsel) mengarahkan 25 ribu pasukan setelah terjadi penjarahan dan kerusuhan yang meluas akibat gejolak politik di negara tersebut. Huru-hara dipicu usai mantan Presiden Jacob Zuma ditahan akibat kasus korupsi.
Berdasarkan laporan BBC, Jumat (16/7/2021), pendukung Zuma protes menuntut pembebasan koruptor itu. Aksi protes itu lantas menjadi aksi huru-hara besar, hingga penjarahan.
Advertisement
Penjarahan menyasar ratusan toko dan tempat bisnis. Dampak dari kerusuhan itu juga viral di media sosial.
Menteri Pertahanan Nosiview Mapisa-Nqakula telah meminta 25 ribu prajurit ke dua provinsi yang terdampak parah oleh kekerasan: KwaZulu-Natal dan Gauteng.
Kota metropolitan Johannesburg juga berada di Gauteng. Pasukan patroli bersenjata menjaga mall Maponya di Soweto, Johannesburg, yang merupakan salah satu pusat ritel yang ditarget penjarah.
Pusat perbelanjaan di Durban, KwaZulu-Natal, juga terutama banyak yang dijarah. Pada foto yang beredar, tampak tiga laki-laki menjarah beberapa karung beras dari pabrik di Durban.
Para warga mempersenjatai diri mereka dan membentuk regu untuk melindungi properti mereka dari kekacauan. Pemerintah berkata ada 200 insiden penjarahan dan vandalisme yang tercatat pada Rabu (14/7).
Setidaknya 117 orang tewas akibat kerusuhan ini. Lebih dari 2.000 orang juga ditahan.
Sukarelawan Turun Tangan
Pihak pemerintah berkata apa yang terjadi bukanlah demonstrasi, melainkan sabotase ekonomi.
"Ini bukanlah demonstrasi. Ini adalah sabotase ekonomi dan kami menginvestigasi dengan pandangan untuk menangkap para instigatornya," ujar (plt.) Menteri Kepresidenan Khumbudzo Ntshavheni, seperti dilansir AP News.
Ntshaveheni juga Menteri Pengembangan Bisnis Kecil.Â
Pada Kamis (16/7), para sukarelawan di Johannesburg turun tangan untuk bersih-bersih dampak huru-hara. Mereka membersihkan pecahan kaca dari toko-toko yang diserang. Tak sedikit perempuan yang ikut berpartisipasi.Â
Gerakan bersih-bersih ini adalah kerja sama warga dengan pemerintah setempat.
"Saya berbicara dengan orang-orang yang tidak punya pekerjaan di area saya untuk datang dan membantu. Wali kota membantu kami dengan transportasi untuk datang ke ini. Kami datang dengan dua bus," ujar George Moswesta, seorang warga di Vosloorus, timur Johannesburg,Â
Advertisement