Liputan6.com, Port-au-prince Sebagian warga negara Kolombia yang ditahan oleh Polisi Nasional Haiti sehubungan pembunuhan Presiden Jovenel Moise pernah ikut dalam "program pelatihan dan pendidikan militer Amerika Serikat (AS)," kata juru bicara Pentagon.
Letnan Kolonel Ken Hoffman mengatakan bahwa informasi itu terungkap dalam tinjauan database pelatihan.
Baca Juga
Ia tidak memperinci kapan atau di mana pelatihan itu berlangsung.
Advertisement
Menurut Pentagon, Departemen Pertahanan AS setiap tahun melatih ribuan personel militer dari Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (17/7/2021).
Hoffman mengatakan pelatihan difokuskan pada "penghormatan terhadap hak asasi manusia, kepatuhan terhadap aturan hukum dan militer yang tunduk pada kepemimpinan sipil yang dipilih secara demokratis."
Kepala Polisi Nasional Haiti Leon Charles mengatakan polisi telah menangkap 18 warga Kolombia sehubungan dengan pembunuhan itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Kamis (15/7), dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Angela Merkel yang sedang berkunjung, bahwa ia tidak terbuka untuk keterlibatan militer AS di negara itu, tetapi ia akan mengirim pasukan untuk membentengi Kedutaan Besar Amerika di Haiti.
Â
Joe Biden Minta Tokoh Penting di Haiti Bersatu Demi Kepentingan Bersama
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengajak para pemimpin politik dan tokoh penting yang ada di Haiti agar bersatu demi kebaikan negara.
"Rakyat Haiti layak mendapatkan perdamaian dan keamanan," kata Biden, Senin (12/7), dalam pertemuan di Gedung Putih.
Kepada para wartawan Joe Biden mengatakan ia mengikuti perkembangan di negara Karibia itu setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Rabu (7/7) lalu.
Moïse ditembak mati di rumahnya di Port-au-Prince, Ibu Kota Haiti, pada 7 Juli pagi.
Istrinya, Martine Moise, terluka parah dalam serangan itu dan dibawa ke Miami, Florida, untuk perawatan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.
"Saya mengirim delegasi ahli tingkat tinggi untuk menilai situasi dan menentukan di mana Amerika dapat memberi dukungan," kata Joe Biden.
Advertisement