Liputan6.com, Jakarta - Total infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada hari Minggu per pukul 13.00 WIB telah mencapai 189.998.957 kasus, berdasarkan data Johns Hopkins University.
4.082.349 orang di dunia tercatat telah meninggal dunia akibat COVID-19, seperti dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, Minggu (18/7/2021).
Data Johns Hopkins University juga menunjukkan ada 3.601.853.534 vaksin COVID-19 yang sudah diberikan di seluruh dunia.
Advertisement
Infeksi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, telah mencapai 34.069.064, dengan 608.898 kematian.
Berikut adalah negara dengan kasus infeksi Virus Corona COVID-19 terbanyak di dunia setelah AS:
India: 31.106.065 kasus, dengan 413.609 orang meninggal dunia akibat Virus Corona.
Brasil: 19.342.448 kasus, dan 541.266 kematian.
Prancis: 5.917.397 infeksi, dengan 111.657 kematian.
Rusia: 5.860.113 infeksi, dengan 145.222 kematian akibat COVID-19.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Lonjakan Kasus COVID-19, Wilayah Selatan Vietnam Berlakukan Lockdown
Vietnam menempatkan seluruh wilayah selatannya dalam lockdown selama dua pekan mulai tengah malam pada Minggu (18/7), karena kasus baru COVID-19 melebihi 3.000 selama tiga hari berturut-turut.
Dikutip dari Channel News Asia, perintah lockdown mencakup wilayah Delta Mekong dan Kota Ho Chi Minh City, pusat keuangan dan ekonomi negara itu dengan lebih dari 35 juta orang - hampir sepertiga dari populasi Vietnam.
Para pejabat mengatakan mereka harus bertindak karena jumlah infeksi di Vietnam sudah mencapai hampir 50.000.
Sebagian besar dari 225 kematian COVID-19 di Vietnam — 190 di antaranya — telah terjadi sejak April 2021.
Ho Chi Minh, yang merupakan pusat wabah Virus Corona di Vietnam, telah mengumumkan lockdowm penuh seminggu yang lalu, setelah puluhan kasus dilaporkan pada akhir Mei 2021. Kota ini sekarang menyumbang lebih dari 2.000 kasus COVID-19 setiap harinya.
"Situasinya semakin serius dengan tingkat penularan yang tinggi, terutama dengan varian delta yang berbahaya. Kita harus menempatkan kesehatan dan keselamatan rakyat sebagai prioritas utama,” kata Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh saat mengumumkan pembatasan.
Larangan pun diberlakukan untuk pertemuan yang melibatkan lebih dari dua orang di tempat umum kecuali kantor pemerintah, rumah sakit, dan beberapa bisnis penting di Vietnam.
Warga juga diminta keluar rumah hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti makanan, obat-obatan, atau untuk keperluan mendesak lainnya.
Wakil Perdana Menteri Vietnam, Vu Duc Dam, yang juga menjabat sebagai kepala komite negara untuk pencegahan COVID-19, menegaskan bahwa lockdown harus diterapkan secara ketat karena gelombang infeksi terbaru telah menyebar ke 57 dari 63 kota dan provinsi di Vietnam sementara pasokan vaksin masih terbatas.
"Kita harus menjaga tingkat penularan serendah mungkin untuk memastikan sistem kesehatan berfungsi secara efektif dan tidak kelebihan beban," ujar Vu Duc Dam.
Advertisement