Liputan6.com, Jakarta - Infeksi virus corona COVID-19Â baru telah dikaitkan dengan 12 pasar dan pusat makanan lagi di seluruh Singapura, kata Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Minggu 18 Juli 2021.
Sebagian besar kasus adalah penjual ikan yang diyakini telah terinfeksi setelah bersentuhan dengan para pemilik toko di Pelabuhan Perikanan Jurong.
Pada Jumat 16 Juli, sebuah klaster ditemukan di pelabuhan dan Pasar dan Pusat Makanan Hong Lim, yang membawa jumlah total pasar dan pusat makanan di mana kasus telah terdeteksi menjadi 13.
Advertisement
Selain itu, enam ruang tunggu tempat hiburan dan karaoke telah ditambahkan ke daftar outlet tempat penularan COVID-19 yang sedang berlangsung kemungkinan akan berlangsung.
Mereka adalah: Quinn KTV di Syed Alwi Road, Club Aura di Orchard Road, Club Ion di Bukit Timah, Icon II di Selegie Road, dan Club Lucky Thai dan M. Sakhon, keduanya berada di Beach Road.
Sebanyak 60 kasus komunitas dilaporkan pada hari Sabtu, dua pertiga di antaranya terkait dengan lounge KTV atau pelabuhan perikanan.
Kini ada 148 kasus di klaster KTV dan 19 di klaster perikanan.
Singapura juga melaporkan tiga klaster COVID-19 baru. Dua terikat dengan individu dan yang ketiga ke PSC Express, penyedia layanan angkutan laut.
Dalam pernyataan hari Minggu, MOH mengatakan sedang menyelidiki dua kasus yang bekerja di atau mengunjungi Pasar dan Pusat Makanan Chong Boon, dengan tiga kasus lagi menunggu konfirmasi.
Â
Pasar Ditutup
Untuk memutus rantai penularan, pasar dan pusat makanan akan ditutup untuk umum hingga 1 Agustus. Tempat itu akan dibersihkan dalam dan semua pekerja dikarantina.
Adapun 11 pasar atau pusat makanan tempat penjual ikan telah dites positif COVID-19 adalah: Amoy Street Food Centre, Chong Pang Market and Food Centre, Whampoa Wet Market, Telok Blangah Crescent Block 11, Pasar Taman Jurong, Pasar Redhill, Pasar Melayu Geylang Serai, Pasar Geylang Bahru, 527 Pasar Ang Mo Kio, 726 Pasar West Coast.
Sebagian besar dites positif setelah rapid test antigen dilakukan. Status mereka sedang dikonfirmasi dengan tes polymerase chain reaction (PCR).
MOH mengatakan pengujian penjual ikan masih berlangsung.
Semua penjual ikan secara hukum akan diwajibkan untuk diuji dan mengisolasi diri sampai mereka menerima tes PCR negatif. Mereka juga harus mengikuti dua tes lainnya.
Masyarakat disarankan untuk menghindari keramaian dan melakukan pemasaran selama jam sibuk atau di supermarket, dan untuk secara ketat mengamati langkah-langkah manajemen yang aman.
Advertisement