Sukses

COVID-19 hingga Terorisme, Ini 6 Insiden dalam Sejarah Olimpiade

Inilah 6 tonggak dalam sejarah Olimpiade yang akan selalu dikenang.

Liputan6.com, Tokyo - Olimpiade adalah waktu bagi altet seluruh dunia untuk berkumpul, merayakan pencapaian atletik, dan mendukung tim dari masing-masing negara.

Olimpiade tidak kebal terhadap konflik dan kontroversi internasional atau terhadap krisis yang terjadi di seluruh dunia.

Mulai dari boikot, hingga penundaan pernah terjadi. Inilah beberapa momen olimpiade yang mengguncang dunia yang dikutip dari laman Reader’s Digest, Senin (19/7/2021).

2 dari 7 halaman

Olimpiade Munich, 1972: Teror Tak Teduga

Tragedi yang terkenal merusak Olimpiade Munich ketika 11 atlet Israel disandera dan dibunuh oleh teroris Palestina.

Meskipun Olimpiade berlanjut, insiden itu membuat keamanan ditingkatkan. Pesan perdamaian internasional yang dipromosikan oleh Olimpiade itu rusak secara permanen.

3 dari 7 halaman

Paris, 1900: Atlet wanita pertama

Wanita tidak pernah diizinkan untuk berkompetisi di Olimpiade sampai akhirnya pada Olimpiade Paris tahun 1900.

Partisipasi mereka dalam tenis rumput dan golf dengan menyiapkan posisi bagi atlet wanita di Olimpiade mendatang.

Olimpiade London 2012 menandai tonggak gender baru dengan debut tinju wanita.

4 dari 7 halaman

London, 1948: Atlet kursi roda bertanding

Dokter Inggris Ludwig Guttmann mengadakan pertandingan kursi roda internasional untuk membantu rehabilitasi para veteran Perang Dunia II yang terluka.

Dengan terapi olahraga, ia mengundang atlet kursi roda untuk bersaing, dan acara tersebut akhirnya menjadi Paralimpiade modern.

5 dari 7 halaman

Montreal, 1976: Boikot negara-negara Afrika

Hak asasi manusia berada di garis depan Olimpiade Montreal setelah 22 negara Afrika memboikot Olimpiade karena Selandia Baru berpartisipasi.

Awal tahun itu, Selandia Baru telah memicu kemarahan di antara negara-negara Afrika ketika mengirim tim rugby nasionalnya untuk bermain di Afrika Selatan, yang berada di bawah apartheid. Insiden ini menjadi yang pertama dari beberapa boikot Olimpiade dengan motivasi politik.

6 dari 7 halaman

Sydney, 2000: Korea Utara dan Korea Selatan Bersatu

Dalam momen aliansi yang singkat, Korea Utara dan Korea Selatan berbaris bersama untuk pertama kalinya dalam upacara pembukaan Sydney.

Alih-alih membawa bendera nasional masing-masing, tim Korea Utara dan Korea Selatan (dengan seragam identik) bergandengan tangan dan mengibarkan bendera pemersatu yang menampilkan peta biru Korea.

7 dari 7 halaman

Tokyo, 2020: COVID-19 Menunda Olimpiade 2020

Ketika pandemi COVID-19 membabi buta di seluruh dunia tahun 2020, jelas bahwa olimpiade akan menjadi korban lain. Virus mematikan itu berarti tidak aman untuk melihat seseorang yang dicintai, apalagi untuk mengadakan kompetisi internasional besar-besaran.

Pada 24 Maret 2020, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengumumkan penundaan olimpiade. Meskipun olimpiade tidak serta merta dibatalkan – dimana belum pernah terjadi sejak 1944 – olimpiade ditunda hingga musim panas 2021.

Masih resmi disebut Olimpiade Tokyo 2020, olimpiade akan dimulai pada 23 Juli 2021, terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar negara masih dalam keadaan darurat. Banyak warga Jepang, termasuk profesional kesehatan, menentang olimpiade yang akan datang. Namun, Komite Olimpiade Internasional bersikeras bahwa mereka tidak akan menunda lagi. Tidak ada penonton internsional yang diizinkan hadir.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio