Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (19/7) menyambut kunjungan Raja Abdullah II dari Yordania di Gedung Putih, di mana keduanya melangsungkan pembicaraan langsung.
Dalam kesempatan itu, Biden AS bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dengan Yordania, seperti dikutip dari AFP, Selasa (20/7/2021).
Baca Juga
Kunjungan itu merupakan kunjungan pertama yang dilakukan seorang pemimpin Arab sejak Biden resmi menjabat sebagai Presiden AS.
Advertisement
Kunjungan tersebut juga berfungsi sebagai penunjukan dukungan oleh AS untuk Yordania setelah kasus dugaan rencana menggulingkan Raja Yordania oleh saudara tirinya.
"Kami akan terus memperkuat kerja sama bilateral kami," kata Biden saat duduk di sebelah Raja Abdullah II, sebelum foto bersama di Oval Office.
Biden juga berterima kasih kepada Raja Abdullah II atas "hubungannya yang langgeng dan strategis" dengan AS selama bertahun-tahun, dan bagaimana kedua pemimpin dunia tersebut telah saling mengenal selama beberapa dekade, sejak ayah Raja Abdullah, yaitu mendiang Raja Hussein, memerintah negara kerajaan hingga tahun 1999.
"Anda tinggal di lingkungan yang sulit," ujar Biden.
"Kamu selalu ada di sana, dan kami akan selalu ada untuk Yordania," tuturnya.
Raja Abdullah II Bahas Tantangan Yordania Promosikan Stabilitas di Timur Tengah
Raja Abdullah II, pada bagiannya, berbicara tentang tantangan yang dihadapi Yordania dalam mempromosikan stabilitas di Timur Tengah, dan mengatakan bahwa negara tersebut dan sekutu lainnya siap untuk "melakukan tugas berat" di kawasan itu.
Biden telah mengubah kebijakan AS di Timur Tengah kembali ke jalur yang lebih tradisional, termasuk dukungan untuk solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina - sesuatu yang pendahulunya, Donald Trump, hindari tetapi sangat didukung oleh Yordania.
Istri Raja Abdullah II, Ratu Rania dan putra mereka, Putra Mahkota Hussein - pewaris takhta - juga mengunjungi Gedung Putih.
Selain dengan Biden, Raja Abdullah II diperkirakan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (20/7) waktu setempat dan juga mengadakan pembicaraan dengan anggota Kongres AS.
Advertisement