Sukses

Perselisihan Antara Pemimpin Nigeria Bakal Gagalkan Pengembalian Artefak Terkenal

Karena perselisihan antara Oba Ewuare II dengan Gubernur Obaseki, pengembalian artefak mungkin terancam.

Liputan6.com, Benin - Perselisihan antara para pemimpin Nigeria dapat membahayakan rencana pengembalian beberapa artefak paling terkenal di Afrika -- Benin Bronzes -- yang dijarah selama era kolonial dan sekarang sebagian besar berada di museum Barat.

Dikutip dari BBC, Kamis (22/7/2021), perunggu yang memiliki ribuan pahatan logam dan ukiran gading, disita dari kerajaan Benin di Afrika Barat -- di tempat yang sekarang disebut Negara Bagian Edo di Nigeria selatan oleh pasukan militer Inggris pada 1987.

Di Eropa, keindahan dan kecanggihan mereka menimbulkan sensasi secara instan, dan mereka secara luas dianggap sebagai salah satu karya seni terbesar di Afrika.

Dalam beberapa tahun terakhir, ketika pemerintah Eropa mendapat tekanan untuk menebus kejahatan mereka saat era kolonial, beberapa telah berbicara tentang keinginan mereka untuk mengembalikan artefak yang dijarah.

Pada April 2021, pemerintah Jerman mengatakan ingin mengembalikan ratusan Benin Bronzes dan beberapa museum di Inggris juga membuat pengumuman serupa.

Kembalinya Benin Bronzes ke Nigeria akan menandai momen luar biasa dalam sejara pasca-kolonial Afrika, dan merupakan proyek yang tampaknya lebih mungkin sekarang daripada kapan pun sejak 1987.

Tetapi saat raja, atau Oba, dari Benin, Ewuare II, memanggil "semua orang yang bermaksud baik" ke pertemuan darurat di ibu kota Edo, Kota Benon awal bulan ini, ia tidak merayakan hal tersebut.

Ratusan orang menjawab panggilan Oba dan berkumpul di istananya, mengenakan jubah yang indah, menyanyikan pujian untuknya. Ewuare II adalah cicit dari Oba yang dipulingkan oleh Inggris pada 1987.

Ia memperingatkan upaya apa yang disebutnya "kelompok buatan" untuk "mengalihkan" kembalinya para perunggu tersebut.

2 dari 3 halaman

Tidak Disetujui oleh Oba Ewuare II

Kelompok itu, Legacy Restoration Trust (LRT) mendapatkan dukungan dari Gubernur Negara Bagian Edo Godwin Obaseki dan telah merancakan untuk menempatkan artefak itu di Edo Museum of Western African Art (EMOWAA).

Tapi, Oba secara jelas menantang hal tersebut.

"Tujuan yang tepat dan satu-satunya yang sah untuk Perunggu adalah Museum Kerajaan Benin," katanya. Museum itu terletak di dalam perkarangan istananya.

Ia bersikeras bahwa Perunggu harus kembali ke tempat asalnya, dan bahwa ia adalah "penjaga semua warisan budaya Kerajaan Benin."

Gubernur Obaseki telah meyakinkan seorang arsitek terkenal, Sir David Adjaye, untuk merancang museum baru, membawa prestise dan gelombang publisitas internasional yang positif untuk proyek tersebut.

Walau Oba sekarang memperingatkan siapa pun yang berurusan dengan LRT melakukanynya "dengan risiko mereka sendiri dan bertentangan dengan kehendak rakyat Kerajaan Benin", hal tersebut mungkin sudah terlambat.

British Museum telah menandatangani kesepakatan dengan LRT untuk proyek arkeologi di Benin City. Pemerintah Jerman juga sedang mendiskusikan untuk melakukan hal yang sama, dan mendanai sebuah gedung LRT untuk menampung Perunggu yang akan dikembalikan. Kontrak tresebut bernilai jutaan dolar.

Hal tersebut dapat terjadi karena ketidakpercayaan dan persaingan antara Oba Ewuare II dan Gubernur Obaseki.

"Ini adlah pergumulan ego di antara mereka," kata seseorang yang dekat dengan proses tersebut.

 

Reporter: Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Video Terkini