Sukses

Nelayan hingga Wasit Olahraga, 15 Pekerjaan Ini Diprediksi Hilang pada 2030

Dengan perkembangan teknologi, banyak pekerjaan akan diotomatisasi

Liputan6.com, Jakarta - Dengan teknologi yang bergerak semakin maju, banyak pekerjaan akan jadi otomatis dan usang.

Pada tahun 2030, jumlahnya diperkirakan akan meningkat lebih banyak, demikian dilansir dari Career Addict, Jumat (23/7/2021).

Studi tahun 2015 oleh Foundation for Young Australians menemukan bahwa hampir 60% anak muda di negara tersebut sedang belajar atau mengikuti pelatihan untuk bekerja. Setidaknya, dua pertiga pekerjaan akan diotomatisasi pada dekade berikutnya atau lebih. Ini merupakan pemborosan keterampilan yang sangat besar.

Inilah 15 pekerjaan yang diprediksi akan menghilang pada tahun 2030.

1. Agen travel

Ilustrasi agen travel (unsplash)

Pernah ada suatu ketika saat ingin memesan liburan musim panas ke Malaga adalah mampir ke agen perjalanan pada sabtu sore, membaca sekilas brosurnya, dan meminta penjual yang riang menyatukan semua di komputer besar.

Saat ini, dengan melimpahnya situs yang mudah digunakan, siapa pun dapat mengatur liburan mereka sendiri. Yang perlu disiapkan hanyalah kartu bank, dan beberapa jam luang untuk meneliti tujuan liburan Anda dengan Skyscanner, Trivago, dan Opodo yang dapat menyesuaikan pencarian penerbangan dan hotel dengan harga dan rentang tanggal yang tepat.

Banyak operator perjalanan menyadari hal ini, menutup cabang, dan fokus pada layanan online mereka. Masih banyak peluang lebih luas untuk bisnis industri perjalanan lain.

2. Kasir

Ilustrasi kasir (unsplash

Beberapa orang mulai membicarakan dalam beberapa tahun terakhir tentang realitas masyarakat yang akan hidup tanpa uang tunai. Dengan kemajuan pembayaran tanpa kontak, Apple Pay, dan bahkan investasi mata udang kripto seperti Bitcoin menonjol di masyarakat.

Meskipun tidak semua orang setuju dan beberapa lebih memilih tetap menggunakan uang tunai untuk melacak pengeluaran mereka dengan lebih baik, satu hal yang pasti: persyaratan orang untuk menangani pembayaran tidak ada lagi.

Dengan adanya mesin kasir self-service di supermarket dan bahkan restoran cepat saji seperti McDonald’s, kematian kasir tampaknya tak terelakkan.

 

 

2 dari 5 halaman

3. Juru masak cepat saji

Dengan rantai makanan cepat saji yang ingin beroperasi dengan biaya lebih rendah, otomatisasi dapat terjadi di masa depan. Menurut sebuah studi tahun 2013, pekerja makanan cepat saji menghadapi peluang 81% otomatisasi.

Juru masak makanan cepat saji, dapat diberhentikan dalam beberapa tahun ke depan karena bos mereka mulai menggunakan teknologi saat ini untuk mempercepat proses dan meminimalkan biaya operasional. Bahkan telah terjadi. CaliBurger sudah menguji tenaga kerja otomatis dengan asisten dapur burger yang digerakkan oleh AI.

4. Pembawa surat

Ilustrasi pengirim barang (unsplash)

Meskipun masih ada kebutuhan akan kurir untuk mengirimkan parcel, tetapi tidak bagi pembawa surat tradisional. Terutama karena hal yang mereka kirimkan tidak akan ada dalam 20 tahun ke depan. Dengan tagihan dan laporan yang dilihat lalu dibayar secara online, surat akan pindah dari kotak surat ke email. Penulisan surat telah sekarat sejak lama.

Meski demikian, ada perusahaan yang masih dengan putus asa meminta tagihan listrik sebagai bukti alamat. Sebagian besar perusahaan utilitas telah lama mengabaikan pernyataan kertas.

5. Teller bank

Ilustrasi teller bank (unsplash)

Sementara bank tidak akan hilang sama sekali, banyak cabang lokal yang akan hilang. Hal ini disebabkan kemudahan dan keramahan pengguna bank online dan telepon, dimana Anda dapat melakukan transaksi dan mengelola akun Anda dengan mudah. Semuanya dari kenyamanan rumah sendiri.

Orang masih perlu berkonsultasi dengan penasehat keuangan dan ahli, sehingga bank akan tetap buka; hanya akan ada jauh lebih sedikit.

6. Pekerja tekstil

Ilustrasi mesin tekstil (unsplash)

Berkurangnya jumlah karyawan di industri tekstil bukan karena kurangnya permintaan akan produk, melainkan bagaimana produk itu dibuat. Dengan mesin yang sekarang dapat melakukan banyak pekerjaan manufaktur dan produksi, membuat lebih sedikit peluang bagi pekerja tekstil.

Di sisi positifnya, pergerakan menuju semi-otomatisasi berarti bahwa operator spesialis yang sangat terampil akan dibutuhkan, meskipun dalam jumlah yang sedikit.

7. Operator mesin cetak

Ilustrasi operator mesin cetak (unsplash)

Ada perkiraan tentang masa depan industri media cetak untuk beberapa waktu saat ini. Berbagai publikasi menginvestasikan lebih banyak waktu dan konten dalam versi online mereka.

Selain itu, Milenial lebih suka mendapat berita dari sumber yang tidak terlalu bias dan kurang mainstream, yang berarti bahwa industri percetakan perlu beradaptasi dan berkembang, atau punah. Hal ini akan menyebabkan operator mesin cetah mengalami penurunan bisnis yang signifikan.

3 dari 5 halaman

8. Wasit olahraga

Jika Anda membayangkan karir di bidang olahraga, mungkin harus berpikir dua kali untuk menjadi wasit. Kemungkinan pekerjaan tersebut tidak diperlukan di masa depan.

FIFA, mengalah pada tekanan untuk memperkenalkan lebih banyak teknologi ke dalam permainan. Mulai dari teknologi garis gawang, sekarang menjadi standar dan video assistant referee (VAR) atau sistem asisten wasit video digunakan di liga-liga top Eropa. Ini mengikuti contoh olahraga lain seperti tenis, kriket, dan rugby, yang telah lama menggunakan teknologi untuk membuat keputusan real-time selama pertandingan.

Sementara beberapa merasa bahwa beranjak ke wasit buatan adalah hal yang positif dan mengurangi ruang lingkup kesalahan, yang lain berpendapat banyak peraturan olahraga terbuka untuk interpretasi. Bahwa kemungkinan kesalahan manusia meningkatkan drama dan tontonan dalam pertandingan.

9. Toko perhiasan eceran

Ilustrasi perhiasan (unsplash)

Meskipun perhiasan tidak berisiko digantikan oleh mesin (belum), pekerjaan mereka masih bisa terancam karena perubahan tren dan perilaku sosial. Menurut sebuah laporan oleh Dewan Perdagangan Perhiasan, industri perhiasan menyusut sebesar 4% pada tahun 2018, dengan ratusan toko perhiasan gulung tikar di AS.

Tampaknya generasi muda kurang tertarik untuk berinvestasi dalam perhiasan mahal. Ini merupakan berita buruk bagi industri perhiasan. Mengingat generasi saat ini memiliki pendapatan yang lebih sedikit untuk dibelanjakan, berlian mungkin tidak berada dalam daftar prioritas mereka.

Ditambah lagi generasi muda cenderung lebih mendukung bisnis kecil dengan praktik etis dan berkelanjutan daripada merek mewah yang mapan. Oleh karena itu, hal ini bisa menandakan kejatuhan merek perhiasan kelas atas karena konsumen milenial beralih fokus ke tempat lain

10. Petugas operator

Ilustrasi petugas operator (unsplash)

Dengan masa jaya Uber dan Lyft, peran operator menjadi semakin langka. Memang, aplikasi ridesharing yang populer menjadi lebih umum, orang tidak lagi butuh bantuan untuk memesan perjalanan mereka melalui operator.

Sebaliknya, perusahaan mulai mengadopsi sistem pengiriman taksi otomatis dan perangkat lunak untuk pemesanan yang menghilangkan kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Ditambah dengan adanya Google Maps, orang dapat merencanakan rute perjalanan dan menemukan layanan transportasi dengan beberapa ketukan layar.

11. Penebang kayu

Ilustrasi penebang kayu (unsplash)

Semakin banyak produk kertas menjadi digital. Perusahaan serta pemerintah beralih ke lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Hal ini berarti penebang kayu akan jadi pekerjaan yang terancam punah.

Telah ada penelitian tentang pengembangan bahan bangunan ramah lingkungan alternatif. Serta pembicaraan tentang masa depan jangka panjang tenaga manusia yang digantikan oleh teknologi yang lebih canggih dan canggih.

12. Telemarketer

Ilustrasi telemarketer (unsplash)

Kebanyakan orang (selain telemarketer, tentu saja) akan senang dengan yang satu ini, atau setidaknya mereka akan senang jika panggilan dari penjualan yang mengganggu dan tidak diinginkan tidak diganti dengan panggilan penjualan otomatis yang lebih mengganggu.

Banyak perusahaan telemarketing telah mengadopsi pendekatan baru ini. Meniadakan biaya perekrutan dan melibatkan pelanggan potensial kapan saja, siang atau malam.

4 dari 5 halaman

13. Nelayan

Impor makanan laut dan ikan budidaya lebih murah dan semakin umum, baik Inggris maupun AS bersalah karena penangkapan ikan yang berlebihan. Hal ini menyebabkan gangguan besar dalam ekosistem, mempengaruhi rantai makanan dan tingkat kelangsungan hidup kehidupan laut. Pada saat yang sama, dampak perubahan iklim berpengaruh pada ketersediaan stok ikan.

Tak satupun dari ini terlihat bagus untuk nelayan profesional, yang tunduk pada kuota yang semakin ketat sebagai akibat dari perkembangan ini. Bahkan segelintir orang yang memilih untuk tetap dalam profesi ini kemungkinan tidak akan lepas dari teknologi. Penelitian yang sedang berlangsung tentang 'bot' memancing dapat melakukan pekerjaan itu selain manusia.

14. Sekretaris hukum

Ilustrasi patung Themis (unsplash)

Di sektor hukum, teknologi telah menyebabkan otomatisasi lebih dari 30.000 pekerjaan. Ini termasuk peran seperti sekretaris hukum. Lebih jauh dari itu, laporan Deloitte baru-baru ini menunjukkan bahwa lebih dari 114.000 pekerjaan legal dapat diotomatisasi dalam dua dekade mendatang karena industri mulai mengadopsi teknologi baru seperti cloud computing dan kecerdasan buatan.

Untuk sekretaris hukum, teknologi dapat mengurangi jumlahnya secara signifikan, karena robotisasi dan digitalisasi mengambil alih tugas utama mereka.

15.   Perakit/ fabrikator

Ilustrasi perakit (unsplash)

Menyangkut pekerjaan yang mencakup tenaga kerja manual, otomatisasi tampaknya tak terhindarkan. Perakit bertanggung jawab untuk membuat komoditas seperti mainan, kendaraan dan pesawat terbang, di antara produk lainnya.

Namun, adanya mesin dan robotika mengambil alih proses perakitan dan tugas yang berulang, perakit menjadi pekerjaan lain yang terancam punah di sebagian besar industri.

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, profesi ini akan menghadapi penurunan 11% pada tahun 2028, yang mengakibatkan hilangnya sekitar 203.300 pekerjaan.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

5 dari 5 halaman

Infografis PNS Bekerja dari Rumah Bakal Efektif?