Liputan6.com, Potsdam - Pada 25 Juli 1945, Presiden Harry S. Truman mengisyaratkan kepada Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin bahwa Amerika Serikat telah berhasil mengembangkan senjata baru.
Dalam buku hariannya, Truman secara pribadi menyebut senjata baru, bom atom, sebagai bom paling mengerikan dalam sejarah dunia.
Amerika Serikat telah berhasil menguji bom atom pertama di dunia di dekat Alamogordo, New Mexico, pada 16 Juli 1945.
Advertisement
Truman menerima berita itu saat berada di Potsdam, Jerman, berunding dengan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan pemimpin Soviet Joseph Stalin tentangkebijakan pasca-Perang Dunia II di Eropa.
Pada 17 Juli, Truman mengatakan kepada Churchill tentang keberhasilan tes dan keduanya setuju untuk menunda memberi tahu Stalin tentang apa yang disebut Truman sebagai berita dinamit sampai nanti —Truman pertama-tama ingin membuat Stalin setuju untuk memasuki perang Pasifik di pihak Sekutu tanpa pamrih.
Â
Bom Destruktif Luar Biasa
Pada 25 Juli, setelah menerima janji Stalin untuk bergabung dengan AS dalam perang melawan Jepang di Pasifik, Truman dengan santai memberi tahu pemimpin Soviet bahwa Amerika Serikat memiliki senjata baru dengan kekuatan destruktif yang luar biasa, demikian seperti dikutip dari History, Minggu (25/7/2021).
Meskipun Stalin tampaknya tidak terkesan dengan berita itu, Truman berharap informasi itu akan meningkatkan tekanan pada Stalin untuk mengakui tuntutan Sekutu mengenai divisi pasca-perang Eropa.
Dalam catatan hariannya pada 25 Juli, Truman menulis bahwa senjata baru itu akan digunakan melawan target militer di Jepang sebelum 10 Agustus.
Dia secara khusus menyebutkan menghindari wanita dan anak-anak dan renungan itu tentu hal yang baik bagi dunia bahwa kerumunan Hitler atau Stalin tidak menemukan bom atom ini.
Ternyata Truman tidak akan membutuhkan bantuan Soviet di Pasifik setelah semua.
Pada 6 Agustus 1945, satu minggu sebelum Soviet bergabung dengan operasi tempur, Truman memerintahkan bom atom pertama jatuh di Hiroshima, Jepang.
Dua hari kemudian, ia mengesahkan bom atom kedua yang dijatuhkan di Nagasaki.
Meskipun jumlah total korban telah dibantah, ahli statistik pemerintah Jepang dan AS memperkirakan bahwa setidaknya 140.000 pria, wanita dan anak-anak meninggal segera dalam dua ledakan dan tambahan 74.000 meninggal karena efek radiasi terkait bom pada tahun 1950.
Advertisement