Sukses

Pakar: Jangan ke Restoran Kalau Belum Suntik Vaksin COVID-19

Makan di restoran disebut menambah risiko penularan COVID-19 jika belum divaksin.

Liputan6.com, Washington, DC - Kasus COVID-19 di Amerika Serikat (AS) sedang kembali melonjak. Pakar kesehatan seperti Dr. Rochelle Walensky dan Dr. Anthony Fauci berkata virus ini sedang menyerang warga yang ogah divaksinasi.

Masih ada setengah populasi AS yang belum mendapat vaksin COVID-19. Minat vaksinasi juga sedang turun ketimbang April lalu.

Pakar kesehatan kini meminta agar orang yang belum divaksin agar tidak ke restoran karena berbahaya.

"Apa yang saya harus katakan dengan jelas adalah jika kamu belum divaksin sekarang juga di Amerika Serikat, kamu seharusnya tidak pergi ke bar, kamu mungkin seharusnya jangan makan di restoran. Kamu memiliki risiko tinggi terinfeksi," ujar Analis Medis CNN Dr. Jonathan Reiner, dilansir CNN, Senin (26/7/2021).

Sementara, Dr. William Schaffner dari Vanderbilt University Medical Center menjelaskan tidak divaksin bagaikan menerobos lampu merah. Memang itu pilihan pribadi, tetapi bisa membahayakan orang lain juga.

"Ini sedikit seperti berkendara saat lampu merah. Ya, itu keputusan pribadimu, membahayakan diri sendiri, tetapi membahayakan orang lain juga.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

2 dari 3 halaman

Vaksin Kurangi Kematian

Berdasarkan data Johns Hopkins University, tingkat kasus baru COVID-19 naik 10 persen ketimbang sepekan sebelumnya di 48 negara bagian. Sebanyak 34 di antaranya bahkan mencatat 50 persen kenaikan.

Dokter di Alabama, Mississippi, Florida, dan Missouri mencatat pasien baru usianya muda.

Total kasus di AS saat ini mencapai 34,4 juta kasus. Meski demikian, angka kematian tidak melonjak sehingga menjadi tanda bahwa vaksin COVID-19 berhasil menyelamatkan nyawa.

Saat ini, AS menggunakan vaksin Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19: