Liputan6.com, Seoul - Wilayah dengan suhu panas yang tinggi di Korea Selatan meluas lebih dari dua kali lipat selama sembilan tahun terakhir.Â
Hal itu diungkapkan oleh organisasi lingkungan internasional, Greenpeace pada Kamis (5/8).
Temuan itu pun membuat diserukannya upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti dilansir dari laman Yonhap News Agency, Jumat (6/8/2021).
Advertisement
Rumah kaca mendefinisikan setiap lokasi daerah di mana suhu permukaan rata-rata pada tengah hari melebihi 30 Celcius pada Agustus 2021 - sebagai daerah dengan suhu panas yang tinggi.
Antara tahun 2011 dan 2019, luas wilayah dengan suhu panas di Korea Selatan melonjak menjadi 27 persen, kata Greenpeace, memperkirakan 27 juta orang, lebih dari setengah populasi negara itu, saat ini tinggal di daerah bersuhu tinggi.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Antara 2011 dan 2019, Kenaikan Suhu Panas di Korea Selatan Capai 87 Persen
Greenpeace mengatakan, telah membuat perhitungan berdasarkan data suhu permukaan yang dikumpulkan oleh satelit pengamatan Bumi - dari NASA, yang disebut sebagai MODIS, pada pukul 13:30 antara tahun 2002 dan 2019.
Antara tahun 2011 dan 2019, kenaikan suhu panas di Korea Selatan terpantau mencapai 87 persen, kecuali di daerah Taebaek Mountain Range di Provinsi Gangwon, timur Seoul.
Di Seoul dan beberapa daerah lain, yang mencakup sekitar 6 persen wilayah daratan, suhu naik lebih dari 1,5 Celcius pada periode tersebut.
Sementara itu, awal hari-hari dengan suhu panas di atas 30 Celcius telah meningkat selama empat dekade terakhir di 6 dari 8 kota terbesar di Korea Selatan - tidak termasuk Incheon dan Daejeon.
Jika dibandingkan antara periode 1981-2000 dan 2001-2020, periode awal hari-hari panas meningkat 12,7 hari di Gwangju, 11,5 hari di Busan, 10,6 hari di Seoul dan 9,3 hari di Suwon.
"Karena panas ekstrem adalah masalah yang berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup, pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia harus segera mengambil tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," kata seorang pejabat Greenpeace di Korea Selatan.
Advertisement