Liputan6.com, Amerika Serikat - Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS pada 27 Juli 2021 mengatakan 16 orang di 12 negara bagian telah dilaporkan terinfeksi dengan jenis bakteri E. coli.
Dikutip dari CNN, Minggu (8/8/2012), usia mereka berkisar antara 2 hingga 73 tahun. 75% di antara mereka adalah anak-anak di bawah 18 tahun, dan semua orang yang sakit adalah perempuan.
Baca Juga
Tujuh orang harus dirawat di rumah sakit, termasuk satu orang yang mengembangkan sindrom uremik hemolitik, sejenis gagal ginjal.
Advertisement
Atas kejadian tersebut, pejabat Kesehatan AS memperingatkan orang-orang untuk tidak makan adonan kue mentah, yang diduga menjadi wabah multinegara E. coli.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Asal Mula Wabah E. Coli
Berdasarkan penyelidikan, penyakit itu dimulai antara 26 Februari 2021 hingga 21 Juni 2021. Pejabat Kesehatan melakukan wawancara dengan enam orang, dan mereka mengatakan telah makan adonan kue yang terbuat dari campuran kue.
Food and Drug Administration sedang melihat catatan pembelian dari lokasi orang sakit yang membeli campuran kue untuk mencoba menemukan merek produksi yang sama.
Penyelidik melakukan sidik jari DNA pada bakteri dalam sampel orang sakit dan menemukan bahwa mereka terkait erat secara genetik.
Hal tersebut membuktikan bahwa orang-orang dalam wabah ini kemungkinan jatuh sakit karena makanan yang sama.
Advertisement
Penyebab yang Ditimbulkan
E. coli dapat menyebabkan diare, kram perut yang parah, muntah dan gejala lainnya. E. coli disebarkan dengan menelan makanan atau air yang terkontaminasi oleh kotoran manusia atau hewan, atau melalui kontak dengan manusia atau hewan.
Untuk mengetahui jika seseorang terkontaminasi bakteri E. coli, diperlukan juga tiga hingga empat minggu untuk menentukan apakah orang tersebut sakit karena bagian dari wabah.
CDC menganjurkan orang untuk tidak makanan adonan kue mentah, karena tepung dan bahan lainnya dapat mengandung bakteri berbahaya yang hanya terbunuh selama proses memasak.
Â
Reporter: Cindy Damara