Liputan6.com, Paris - Warga Prancis perlu menunjukkan kartu kesehatan mulai Senin (9/8) sebagai syarat masuk kafe hingga perjalanan antar kota, meskipun ada protes besar-besaran terhadap rencana tersebut.
Presiden Emmanuel Macron telah memperjuangkan apa yang disebut izin COVID-19, yang sekarang diperluas sebelum orang bisa masuk kafe, restoran, dan melakukan perjalanan udara dan kereta api, sebagai cara untuk mengekang gelombang keempat Virus Corona COVID-19 dan mendorong orang untuk divaksinasi. Demikian seperti melansir Al Jazeera, Senin (9/8/2021).
Advertisement
Baca Juga
Tetapi rencana itu telah menyebabkan protes kemarahan selama akhir pekan, dengan hampir seperempat juta orang turun ke jalan di seluruh negeri pada Sabtu (7/8).
Kartu kesehatan dihasilkan dalam kode QR baik dengan vaksinasi lengkap, tes virus negatif baru-baru ini, atau pemulihan dari COVID-19. Pemerintah mengharapkan tenggang waktu satu minggu bagi konsumen dan bisnis untuk terbiasa dengan aturan baru tersebut.
“Bukti kesehatan dan dorongan vaksinasi akan membantu kita menghindari jam malam dan penguncian baru,” kata Menteri Kesehatan Olivier Veran kepada media cetak, Le Parisien.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aturan Paspor Kesehatan
Aturan paspor kesehatan ini pertama kali diperkenalkan pada 21 Juli untuk kunjungan ke tempat-tempat budaya seperti museum dan teater, serta permainan olahraga.
Veran mengumumkan sedikit modifikasi dalam aturan tersebut terutama bahwa tes bisa dilakukan dalam jangka waktu 72 jam dan bukan 48 jam dan juga tes mandiri yang dilakukan di bawah pengawasan medis akan diizinkan.
“Saya bersedia mendengar ketakutan, melakukan segalanya untuk meyakinkan. Tetapi ada saatnya ketika semua itu sudah cukup,” katanya.
Para penentang berpendapat aturan baru melanggar kebebasan sipil di negara di mana kebebasan individu dihargai.
Sekitar 237.000 orang memprotes di seluruh Prancis pada hari Sabtu, termasuk 17.000 orang di Paris, kata kementerian dalam negeri, melebihi 204.000 yang tercatat pada akhir pekan sebelumnya – angka yang sangat tidak biasa dalam protes pada puncak liburan musim panas negara itu.
Advertisement