Sukses

Laporan PBB Sebut Perubahan Iklim Saat Ini Merupakan Kode Merah untuk Manusia

Laporan PBB menyebutkan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini merupakan kode merah untuk manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas manusia mengubah iklim dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terkadang tidak dapat diubah, kata laporan ilmiah utama PBB.

Studi penting itu memperingatkan gelombang panas yang semakin ekstrem, kekeringan dan banjir, dan batas suhu utama yang dilanggar hanya dalam satu dekade.

Melansir BBC, Selasa (10/8/2021), laporan itu "adalah kode merah untuk kemanusiaan", kata Sekjen PBB. Tetapi para ilmuwan mengatakan bencana dapat dihindari jika dunia bertindak cepat.

Ada harapan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca dapat menstabilkan kenaikan suhu.

Sambil menggemakan temuan para ilmuwan, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan: "Jika kita menggabungkan kekuatan sekarang, kita dapat mencegah bencana iklim. Tetapi, seperti yang dijelaskan oleh laporan hari ini, tidak ada waktu untuk penundaan dan tidak ada ruang untuk alasan. Saya mengandalkan pemerintah pemimpin dan semua pemangku kepentingan untuk memastikan COP26 sukses."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pengaruh Manusia

Penilaian ini dirilis oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB, sekelompok ilmuwan yang temuannya didukung oleh pemerintah dunia.

Laporan mereka adalah tinjauan besar pertama dari ilmu perubahan iklim sejak 2013. Rilisnya datang kurang dari tiga bulan sebelum KTT iklim utama di Glasgow yang dikenal sebagai COP26.

Dengan nada yang kuat dan percaya diri, dokumen IPCC mengatakan "tidak diragukan lagi bahwa pengaruh manusia telah menghangatkan atmosfer, lautan, dan daratan".

Menurut Prof Ed Hawkins, dari University of Reading, Inggris, dan salah satu penulis laporan tersebut, para ilmuwan tidak bisa lebih jelas mengenai hal ini.

"Ini adalah pernyataan fakta, kita tidak bisa lebih yakin; itu tegas dan tak terbantahkan bahwa manusia sedang menghangatkan planet ini."

Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, mengatakan: "Dengan menggunakan istilah olahraga, bisa dikatakan atmosfer telah terpapar doping, yang berarti kita telah mulai mengamati situasi ekstrem lebih sering daripada sebelumnya."