Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan dan Amerika Serikat akan menghadapi ancaman keamanan yang lebih besar untuk melanjutkan latihan militer bersama yang dijadwalkan akan dimulai minggu ini, Kim Yo-jong, seorang pejabat kuat Korea Utara dan saudara perempuan pemimpin Kim Jong-un mengatakan pada Selasa (10/8).Â
Korea Selatan dan Amerika Serikat akan memulai latihan militer awal pada hari Selasa, kantor berita Yonhap melaporkan pada hari Senin, meskipun Korea Utara memperingatkan bahwa latihan tersebut akan menghambat kemajuan dalam meningkatkan hubungan antar-Korea. Demikian seperti mengutip Channel News Asia, Selasa (10/8/2021).
Baca Juga
Latihan itu adalah "tindakan yang tidak diinginkan dan merusak diri sendiri" yang mengancam rakyat Korea Utara dan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea, kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA.
Advertisement
"Amerika Serikat dan Korea Selatan akan menghadapi ancaman keamanan yang lebih serius dengan mengabaikan peringatan berulang kami untuk melanjutkan latihan perang yang berbahaya," katanya.
Dia menuduh Korea Selatan melakukan "perlakuan berbahaya" karena melanjutkan latihan tak lama setelah hotline antara Pyongyang dan Seoul dihubungkan kembali dalam upaya untuk meredakan ketegangan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korut Tak Terima
Reaksi Korea Utara terhadap latihan itu mengancam akan menggagalkan upaya Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk membuka kembali kantor penghubung bersama yang diledakkan Pyongyang tahun lalu dan untuk mengadakan pertemuan puncak sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan hubungan.
Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin waktu, skala dan formasi latihan belum selesai.Â
Pasukan AS Korea menolak berkomentar, mengutip kebijakannya.
Amerika Serikat menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata daripada kesepakatan damai, meninggalkan semenanjung dalam keadaan perang teknis.
Latihan telah diperkecil dalam beberapa tahun terakhir untuk memfasilitasi pembicaraan yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal Pyongyang dengan imbalan keringanan sanksi AS.
Advertisement