Sukses

12 Agustus 2019: 2 Gadis Meksiko Alami Kekerasan Seksual, Pengunjuk Rasa Banjiri Jalanan

Tuntutan yang dilakukan oleh pengunjuk rasa yaitu menuntut dihukumnya pelaku pemerkosaan terhadap dua gadis remaja Meksiko.

Liputan6.com, Mexico City - Para pengunjuk rasa di Mexico City, Meksiko menuntut keadilan dengan cara turun ke jalanan pada Senin, 12 Agustus 2019.

Tuntutan yang dilakukan oleh pengunjuk rasa yaitu menuntut dihukumnya pelaku pemerkosaan terhadap dua gadis remaja, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (12/8/2021).

Terlebih pelakunya sendiri diduga aparat kepolisian yang semestinya menjaga warga dan bertugas menegakkan hukum.

Teriakan "Keadilan" terus diserukan oleh pengunjuk rasa yang diperkirakan berjumlah 250 orang. Kebanyakan mereka adalah wanita yang marah atas insiden kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di Meksiko.

Menteri Keamanan Jesus Orta meminta agar warga bisa tenang dan tidak membuat kegaduhan. Ia juga hadir di tengah-tengah aksi protes tersebut.

"Kasus ini akan diselesaikan. Kami berada di pihak Anda.

Namun, para pengunjuk rasa malah merespon pernyataan sang menteri dengan bubuk merah yang dilempar ke arah Jesus Orta.

Akibatnya, polisi Meksiko yang berjaga langsung melindungi Orta dari aksi protes pengunjuk rasa tersebut.

Ungkapan rasa kekecewaan pengunjuk rasa Meksiko juga dilakukan dengan pemajangan kepala babi di luar kantor kejaksaan setempat.

Hal itu menggambarkan bahwa hukum di negara tersebut telah mati. Mereka juga membuat keonaran dengan melempari batu ke arah gedung kejaksaan sehingga mengakibatkan sejumlah pintu kaca pecah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kasus Pemicu

Protes dipicu oleh dua kasus baru-baru ini. Kasus seorang gadis berusia 17 tahun yang mengatakan empat polisi memperkosanya di mobil patroli dan seorang gadis berusia 16 tahun yang mengaku dilecehkan oleh seorang polisi di museum arsip fotografi nasional, di pusat kota.

Tidak ada satupun pelaku (polisi) yang ditahan atau dihukum sejauh ini dalam kasus pertama. Hanya ada seorang polisi ditangkap pada Kamis lalu atas kasus yang kedua.

Walikota Claudia Sheinbaum -- wanita pertama yang terpilih untuk jabatan itu -- mengatakan bahwa ia bersimpati atas insiden tersebut tetapi juga mengecam tindakan pengunjuk rasa yang mulai kelewatan.

"Perlu ada investigasi (dalam dua kasus). Tapi ini bukan protes, itu provokasi. Mereka ingin pemerintah merespons dengan kekerasan. Tapi kami tidak akan melakukan itu," kata Sheinbaum.

Jaksa penuntut setempat Ernestina Godoy mengatakan di Twitter bahwa "berbagai investigasi" sedang berlangsung dalam kasus tersebut.