Liputan6.com, Washington D.C - 13 Agustus tahun 1918 menjadi hari bersejarah di Amerika Serikat karena Opha May Johnson menjadi perempuan pertama yang mendaftar di Korps Marinir AS, demikian dilansir dari laman My Life Time, Kamis (12/8/2021).
Bahkan sebelum ia memiliki hak memilih di AS, istri seorang konduktor orkestra 39 tahun ini telah membuat sejarah militer. Meskipun hanya menjabat dalam waktu singkat, Johnson melayani dengan gagah berani dan meletakkan dasar bagi para perempuan masa depan untuk mengikuti jejaknya dalam militer.
Baca Juga
Menjelang akhir Perang Dunia I, diputuskan bahwa sebanyak mungkin tentara laki-laki harus dilatih bertempur di Front Barat Eropa. Korps Marinir menyadari dengan keputusan tersebut, banyak orang yang harus pergi dan meninggalkan beberapa pekerjaan administrasi yang harus diisi. Solusi mereka adalah dengan membuat cadangan Korps Marinir perempuan.
Advertisement
Johnson adalah yang pertama muncul dari 305 perempuan lain yang akan mengisi posisi kosong tersebut. Perkerjaan Korps Marinir Johnson adalah juru tulis di Markas Besar di Arlington, Va. Meskipun Johnson dan perempuan lainnya ditugaskan secara ketat untuk pekerjaan meja, mereka diminta berlatih dan mengebor seperti Marinir lainnya.
Namun, waktu melayani mereka pendek. Pada akhir Perang Dunia I, semua perempuan diberhentikan. Termasuk posisi yang sedang dipegang Johnson dan 305 perempuan lainnya. Saat keluar dari masa aktif pada 1919, Johnson telah naik pangkat menjadi sersan dan merupakan perempuan berpangkat tertinggi di Korps Marinir selama perang.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mendukung Militer AS dengan Caranya Sendiri
Setelah diberhentikan dari penugasannya di Marinir, Johnson tetap menjadi pendukung aktif militer AS semasa hidupnya. Ia bekerja sebagai juru tulis di Departemen Perang dan menjabat sebagai anggota piagam dari pos Legiun Amerika yang didedekasikan untuk perempuan.
Selama beberapa dekade, ia bertemu dengan para veteran baru, dan mendukung para perempuan karena peran mereka di militer semakin menonjol.
Johnson meninggal pada 11 Agustus 1955. Upacara pemakamannya diadakan pada 13 Agustus, genap 37 tahun sejak ia berdiri pertama kali di barisan perempuan untuk menjawab panggilan tugas negaranya.
Â
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement