Liputan6.com, Wellington - Rotomairewhenua, juga dikenal sebagai Blue Lake di Taman Nasional Danau Nelson Selandia Baru telah secara resmi diakui sebagai badan air tawar paling jernih di dunia.
Blue Lake adalah mata air yang dialiri oleh Danau Constance glasial yang berdekatan, dan airnya melewati puing-puing alami yang terbentuk sudah lama karena tanah longsor, seperti dikutip dari Oddity Central, Jumat (13/08/2021).
Puing-puing ini berfungsi sebagai filter alami yang menahan sebagian besar partikel yang tersuspensi dalam air glasial, membuat Blue Lake hampir sejernih air suling.
Advertisement
Institut Penelitian Air dan Atmosfer Nasional Selandia Baru (New Zealand’s National Institute of Water and Atmospheric Research NIWA) melakukan uji ilmiah terhadap air tersebut dan menetapkannya sebagai air tawar alami paling jernih yang diketahui manusia.
Ahli hidrologi NIWA, Rob Merrilees adalah orang pertama yang mengenali karakteristik Blue Lake yang luar biasa. Te Waikoropupu juga terkenal memiliki mata air jernih di Selandia Baru.
Namun, setelah Rob mengunjungi Blue Lake pada 2009, dia menyadari Blue Lake bisa lebih jernih daripada Te Waikoropupu, dan dua tahun kemudian, pengujian NIWA mengkonfirmasi bahwa itu benar.
"Kami menggantung cakram hitam berdiameter satu meter di bawah pelampung dan menambatkannya ke pantai. Kemudian kami mendayung pergi sambil melihat cakram. Jarak di mana ia menghilang sepenuhnya memberikan pandangan," ujar Mark Gall dari NIWA.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Blue Lake Dianggap Suci
Penelitian telah menunjukkan bahwa jarak pandang di Blue Lake adalah antara 70 – 80 meter (260 kaki), yang membuatnya hampir sejernih air suling.
“Visibilitas teoritis dalam air suling adalah sekitar 80 meter, seperti yang diperkirakan dari pengukuran yang tersedia di laboratorium,” kata Dr Davies Colley.
"Jadi Blue Lake adalah pendekatan yang dekat dengan air murni," tambahnya.
Kemudian Blue Lake dianggap suci oleh suku Maori setempat, dan tidak ada yang diizinkan masuk, apalagi mandi di perairannya.
Namun, pada awal 2013, jurnalis foto dan aktivis lingkungan Denmark, Klaus Thymann diberi izin khusus oleh Maori, NIWA, dan Departemen Konservasi Selandia Baru untuk memasuki Blue Lake dan mengabadikan kejernihannya yang menakjubkan dengan kamera, untuk tujuan konservasi.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement