Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang di Jerman utara telah meminta lebih dari 8.000 orang untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 ulang. Hal itu terjadi karena seorang perawat diduga menyuntikkan saline (larutan garam) alih-alih vaksin dalam banyak kasus.
Polisi sedang menyelidiki tindakan perawat di pusat vaksinasi di Friesland, dekat pantai Laut Utara.
Mengutip BBC, Jumat (13/8/2021), awalnya hanya enam orang yang diyakini telah menerima larutan garam yang tidak berbahaya di sana pada bulan Maret dan April.
Advertisement
Baca Juga
Banyak dari mereka yang terkena dampak berusia di atas 70 tahun--kelompok berisiko tinggi dalam pandemi COVID-19.
Inspektur Peter Beer, yang dikutip oleh Süddeutsche Zeitung, mengatakan wanita berusia 40 tahun itu telah berbagi "informasi kritis Corona" di media sosial, mengkritik pembatasan pemerintah yang bertujuan untuk mengekang penyebaran virus itu.
Penyiar regional NDR mengatakan 8.557 orang telah diminta untuk kembali untuk vaksinasi ulang, dan sejauh ini sekitar 3.600 janji baru telah dikonfirmasi.Â
Pada bulan April, perawat itu mengaku memberikan saline kepada enam orang untuk menutupi fakta bahwa dia telah menjatuhkan botol vaksin ke lantai. Tetapi ketika penyelidikan polisi dibuka, menjadi jelas bahwa lebih banyak orang telah diberikan saline daripada vaksin Pfizer/BioNTech.
Sejauh ini polisi tidak mengesampingkan bahwa motif politik dapat mendorong tindakan perawat, meskipun pengacaranya telah menolak klaim tersebut.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontroversi Vaksinasi COVID-19
Lebih banyak saksi sedang diperiksa dan sejauh ini tidak ada tuduhan yang dilaporkan dalam kasus ini.
Jerman telah mengalami banyak protes anti-vaksinasi. Kelompok sayap kanan termasuk di antara mereka yang menolak data dan kesimpulan resmi tentang penyebaran COVID-19.
Â
Advertisement