Liputan6.com, Florida - NASA sudah sangat percaya diri untuk misinya yang kembali mendaratkan manusia di Bulan pada tahun 2024. Padahal menurut laporan baru dari NASA Office of Inspector General (OIG), mengungkapkan bahwa baju astronaut NASA belum rampung. Bahkan perkiraan paling cepat untuk bisa selesai hingga April 2025.
Keterlambatan ini menengok jumlah dana yang kurang akibat imbas COVID-19 dan tantangan teknis lainnya. Walaupun NASA telah merancang baju astronaut yang bernama Exploration Extravehicular Mobility Unit (xEMU) pada tahun 2019.
Baca Juga
NASA's Inspector General says delays in spacesuit development are another factor making a 2024 astronaut Moon landing impossible.With $420M spent and another $625M expected, suits won't be "ready for flight until April 2025 at the earliest." Report: https://t.co/KgBHrddkNr pic.twitter.com/ZVPu1fcPPH
— Michael Sheetz (@thesheetztweetz) August 10, 2021
Advertisement
"Mengingat penundaan yang diantisipasi dalam pengembangan pakaian antariksa ini, pendaratan di Bulan pada akhir 2024 seperti yang direncanakan NASA saat ini tidak memungkinkan," ungkap NASA OIG yang bertugas mengawasi program dan operasi NASA.
Â
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diprediksi Rp 14,3 Miliar
Dikutip dari Cnet pada Sabtu (14/8/2021), Elon Musk, pendiri SpaceX menawarkan bantuan kepada NASA. Musk menanggapi lewat cuitan di twitter mengenai penundaan baju astronaut yang dilaporkan oleh reporter antariksa CNBC, Michael Sheetz.
"SpaceX bisa melakukannya jika perlu," cuit Musk.
Sheetz menunjukkan ada 27 perusahaan berbeda yang memasok komponen untuk setelan astronaut tersebut.
"Sepertinya terlalu banyak juru masak di dapur," kata Musk menyiratkan terlalu banyak pilihan.
NASA sejauh ini telah bersedia bekerja sama dengan penyedia komersial dalam proyek antariksa, mulai dari pengiriman astronaut dan kargo ke ISS hingga pengiriman perangkat keras ke Bulan.
Pada Bulan Juli, NASA mengatakan akan merangkul kemitraan komersial untuk mengoptimalkan teknologi pakaian antariksa dan menginspirasi start up di pasar antariksa sehingga tawaran Musk masih dipertimbangkan.
NASA mengatakan akan terus mengembangkan Exploration Extravehicular Mobility Unit (xEMU) in-house secara paralel dengan aktivitas pengadaan apa pun. Badan tersebut mengharapkan untuk merilis permintaan resmi mengenai proposal layanan dukungan pakaian antariksa dan spacewalk akhir tahun ini dengan tujuan memberikan penghargaan pada awal 2022.
Laporan OIG merinci beberapa angka besar untuk biaya pengembangan xEMU. NASA telah menghabiskan $ 420 juta (Rp 6 miliar) untuk proyek tersebut dengan tujuan awal memproduksi dua pakaian antariksa siap terbang pada November 2024.
Inspektur Jenderal menyarankan label harga akan membengkak menjadi lebih dari $ 1 miliar (Rp 14,3 miliar) pada saat pakaian tersebut dikembangkan dan dirakit.
NASA telah mengerjakan roket SLS dan pesawat ruang angkasa Orion untuk membawa astronaut kembali ke Bulan. Sistem roket juga mengalami penundaan, meskipun NASA secara resmi berharap untuk meluncurkan misi Artemis I keliling Bulan tanpa awak akhir tahun ini.
Mengirim pesawat antariksa ke Bulan harus memastikan astronaut mendarat dengan aman pada permukaan Bulan dan kemudian membawa mereka kembali ke rumah. Oleh sebab itu, baju astronaut wajib meningkatkan mobilitas dan kenyamanan astronaut dibandingkan dengan pakaian era Apollo - komponen kunci untuk eksplorasi Bulan.
Â
Reporter: Bunga Ruth
Advertisement