Liputan6.com, Maihe - Atlet remaja Quan Hongchan sedang ramai dibicarakan di China setelah kesuksesanya di Olimpiade Tokyo.
Jika biasanya seorang atlet memiliki motivasi untuk menang, Hongchan hanya ingin bersaing. Dari keberhasilannya, keluarga ditawari properti dan uang tuai gratis, tetapi mereka menolaknya.
Baca Juga
Dilansir dari Mirror, Minggu (15/08/2021), atlet berusia 14 tahun ini mengatakan, setelah memenangkan medali emas di platform 10 meter putri, dia ingin membantu menghidupi keluarganya yang terdiri dari tujuh orang.
Advertisement
"Saya ingin menghasilkan cukup uang untuk membantunya (keluarga)," kata Hongchan, merujuk pada ibunya yang terlibat dalam kecelakaan empat tahun lalu.
Hongchan lahir dan besar di Maihe di Guangdong, sebuah provinsi di China Selatan tempat ayahnya bekerja sebagai petani jeruk.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menolak Tawaran Hadiah
Setelah kemenangannya, banyak tawaran hadiah untuk Hongchan, seperti sebuah rumah sakit lokal di Zhanjiang yang menawarkan untuk menyediakan berbagai layanan medis untuk ibunya serta kakeknya yang sakit.
Berdasarkan laporan dari The Global Times, tiga perusahaan di Zhanjiang akan memberinya rumah, toko selip, dan bonus untuknya, menurut Federasi Industri dan Perdagangan Kota Zhanjiang.
Tidak hanya itu, Hongchan dan keluarganya ditawari tiket gratis seumur hidup ke beberapa taman hiburan, kebun binatang, dan resor.
Dia juga ditawari persediaan makanan favoritnya bernama latiao yang tidak terbatas, salah satu camilan pedas yang terbuat dari terigu dan cabai.
Namun, Quan Wenmao, ayah Hongchan menolak semua tawaran tersebut.
"Saya berterima kasih kepada mereka karena telah datang. Tapi saya tidak mengambil apa-apa. Saya tidak mengambil sepeser pun," katanya tiga hari setelah putrinya memenangkan emas di Olimpiade.
Kemudian, para penggemar berbondong-bondong ke desa asalnya untuk sekilas melihat rumah Hongchan yang menyebabkan 'kekacauan'.
Akibatnya masyarakat umum tidak diperbolehkan lagi untuk berkunjung, karena dikhawatirkan menjadi hotspot COVID-19 karena lalu lintas yang tidak biasa dan kelompok orang yang banyak.
Â
Reporter: Cindy Damara
Advertisement