Sukses

Terkuak, Wabah Mural Segar Nan Menghibur di Inggris Ternyata Liburan Musim Panas Ala Banksy

Banksy, nama samaran untuk seorang seniman Inggris yang sering menyampaikan kritikan lewat muralnya

Liputan6.com, Bristol - Seorang seniman anonim mengunggah video Instagram yang menunjukkan tur pantainya dengan van kemping tua.

Ember, sekop, topi, matahari, dan sekaleng cat semprot adalah perlengkapan liburan penting jika Anda adalah Bansky, seniman paling terkenal di dunia yang sukar dipahami.

Seniman grafiti dari Bristol yang karyanya saat ini terjual jutaan pound (miliar rupiah) telah mengonfirmasi bahwa ia bertanggung jawab atas munculnya beberapa karya baru (mural) yang tersebar di resor tepi laut di pantai timur Inggris, demikian dilansir dari laman The Guardian, Senin (16/8/2021).

Spekulasi telah tersebar luas bahwa Banksylah orang dibalik wabah mural segar yang menghibur. Termasuk gambar seekor burung camar di atas “kripik” besar – terbuat dari bahan isolasi – dan tikus yang bersantai di kursi geladak dengan koktail.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Banksy (@banksy)

Sekarang, video Instagram telah dirilis, membuat semuanya jelas. Rekaman video tersebut berdurasi lebih dari 3 menit, disebut A Great British Spraycation. Video menunjukan sang seniman – yang identitasnya selalu disamarkan – melakukan perjalanan musim panas dengan van kemping usang dan kaleng cat yang disimpan dalam pendingin.

Adanya peraturan karena pandemi membuat liburan panas di luar negeri menjadi mustahil. Seniman dengan nama samaran Banksy jelas memilih untuk menghabiskan musim panasnya di hamparan garis pantai. Sejauh ini, tur liburan Banksy telah dilakukan di Lowestoft dan Gorleston, Great Yarmouth, Cromer dan King's Lynn.

Dalam video tersebut telihat ia sedang mengerjakan mural dibeberapa lokasi dan berpergian dengan van.

Tikus berjemur Banksy ada di dinding beton pertahanan laut di pantai. Karya Banksy lain juga terlihat di atas bangku umum, cakar mekanis yang tampak menjuntai di atas bangku, mengancam akan menangkap siapapun yang duduk disana, seperti permainan arcade.

Gambar keempatnya dalam video menunjuk pedas pada krisis pengungsi yang terjadi di pantai selatan Inggris. Bansky menggambarkan 3 anak yang duduk di perahu reyot yang terbuat dari besi tua. Salah satu melihat ke depan di atas haluan, yang lain mengeluarkan air dengan ember. Di atas muralnya, Bansky menambahkan tulisan “Kita semua berada di kapal yang sama”.

Seniman tersebut juga melukis pasangan yang menari dengan warna hitam dan putih. Pasangat tersebut tampak menari seirama dengan pemain musik akordeon bertopi datar yang duduk disebelah mereka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Menyampaikan Kritikan Lewat Mural Hingga Rekor Lelang

Dalam beberapa tahun terakhir, Banksy telah banyak mengaungkan komentar publik dalam karya seninya, berkampanye tentang perlakukan buruk terhadap para imigran, penentangan terhadap Brexit dan wacana Islam radikal. Ia juga mengkritik prioritas pasar seni rupa internasional.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Banksy (@banksy)

Pada bulan Maret, Banksy mengumpulkan £ 16,7 juta (332,7 miliar rupiah) – rekor lelang dalam dunia seniman – untuk proyek kesehatan dengan lelang lukisan yang menggambarkan seorang anak kecil bermain dengan mainan perawat, bukan mainan Batman atau Spiderman yang tergeletak dalam keranjang. Lukisan yang bernama “Game Changer” tersebut disumbangkan ke rumah sakit umum Southampton selama gelombang pertama pandemi.

Pada bulan Maret, kelompok Reading dikecewakan dengan mural Banksy di sisi bekas penjara yang dirusak dengan cat merah, menuliskan “Tim Robbo”. Kemungkinan tulisan cat merah tersebut merujuk pada seniman grafiti King Robbo yang merupakan rival Banksy sebelum kematiannya tahun 2014.

Karya seni yang berjudul “Create Escape” muncul di dinding bata merah bekas penjara Reading pada 1 Maret dan merujuk seorang narapidana yang melarikan dengan gulungan kertas yang diikat dari mesin tik.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio