Liputan6.com, Kabul - Dalam konferensi pers pertama Taliban sejak mengambil alih Afghanistan pada Minggu (15/8), seorang juru bicara mengatakan perempuan akan bebas bekerja tetapi memberikan sedikit detail tentang aturan dan batasan lainnya.
Zabihullah Mujahid mengulangi bahwa semua warga Afghanistan harus hidup "dalam kerangka Islam".
Advertisement
Baca Juga
Melansir BBC, Rabu (18/8/2021), kelompok hak asasi khawatir bahwa kebebasan perempuan bisa terkikis di bawah Taliban.
Kelompok militan Taliban memperkenalkan atau mendukung hukuman sesuai dengan interpretasi ketat mereka terhadap sistem hukum Islam, hukum Syariah, ketika mereka menguasai Afghanistan antara tahun 1996 dan 2001.
Ketika itu, wanita harus mengenakan burqa yang menutupi semua, dan Taliban juga tidak menyetujui anak perempuan berusia 10 tahun ke atas pergi ke sekolah.Â
Namun, dalam pengambilalihan kekuasaannya kali ini, Taliban memberikan pendekatan yang berbeda.
Berikut adalah sejumlah janji yang diberikan untuk warga Afghanistan, terutama kaum perempuan:
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Perempuan Boleh Belajar dan Bekerja
Dalam jumpa pers hari Selasa, Mujahid mengajukan beberapa pertanyaan dari media internasional tentang seperti apa hak-hak perempuan di bawah pemerintahan Taliban.
"Kami akan mengizinkan perempuan untuk bekerja dan belajar dalam kerangka kerja kami," katanya.Â
"Perempuan akan sangat aktif dalam masyarakat kita."
Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut ketika ditanya tentang aturan berpakaian dan peran apa yang dapat dimiliki wanita dalam angkatan kerja negara itu.Â
Advertisement
2. Perempuan Boleh Bergabung dalam Pemerintahan
Taliban mengumumkan amnesti umum di seluruh Afghanistan dan mengatakan ingin perempuan bergabung dengan pemerintahnya.
Analis mengatakan kelompok itu menjalankan kampanye dengan cara yang canggih dalam upaya untuk memenangkan hati dan pikiran warga Afghanistan dan masyarakat internasional.
Pesan dari penguasa baru telah diterima dengan perasaan campur aduk di Afghanistan.Â
"Saya tidak percaya apa yang mereka katakan," kata seorang wanita di Kabul yang menyaksikan Mujahid berbicara di televisi kepada BBC.
"Itu tipu muslihat dan kami dibujuk keluar untuk dihukum. Saya menolak untuk belajar atau bekerja di bawah hukum mereka," kata yang lain.
3. Burqa Tak Lagi Diwajibkan
Taliban memberikan indikasi pertama sejak kembali berkuasa bahwa mereka tidak akan mewajibkan burqa bagi wanita seperti yang mereka lakukan ketika mereka terakhir memerintah Afghanistan.
Kala itu, di bawah aturan garis keras militan 1996-2001, sekolah-sekolah perempuan ditutup, perempuan dilarang bepergian dan bekerja, dan perempuan dipaksa mengenakan burqa yang menutupi semua di depan umum.
"Burqa bukan satu-satunya jilbab (jilbab) yang (dapat) diamati, ada berbagai jenis jilbab tidak terbatas pada burqa," Suhail Shaheen, juru bicara kantor politik kelompok itu di Doha, mengatakan kepada Sky News Inggris.
Burqa adalah pakaian yang menutupi seluruh kepala dan tubuh, dan hanya memiliki celah untuk bagian mata. Namun, Shaheen tidak merinci jenis jilbab lain yang dianggap dapat diterima oleh Taliban.
Advertisement
4. Jamin Hak Perempuan Terpenuhi
Juru bicara Taliban lainnya membahas masalah yang sama, yakni hak perempuan.
"Isu perempuan adalah isu yang sangat penting. Imarah Islam [Afghanistan] percaya bahwa kami memiliki hak bagi perempuan dalam Islam," kata juru bicara itu.Â
"Perempuan kami adalah Muslim, mereka menerima aturan Islam. Jika mereka terus hidup sesuai dengan Syariah, kami akan bahagia, mereka akan bahagia," tambah juru bicara itu.