Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat akan mulai menawarkan suntikan booster vaksin COVID-19 pada 20 September mendatang.
Hal itu diumumkan oleh seorang pejabat kesehatan AS pada Rabu (18/8).
Baca Juga
Langkah suntikan ketiga vaksin ini dilakukan setelah sebuah data menunjukkan kurangnya perlindungan dari vaksinasi awal karena infeksi meningkat - dipicu oleh COVID-19 varian Delta.
Advertisement
Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (19/8/2021), suntikan ketiga vaksin COVID-19 akan diberikan kepada warga AS yang divaksinasi COVID-19 dua dosis vaksin Moderna dan oleh Pfizer-BioNTech setidaknya delapan bulan sebelumnya, kata Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.
"Ini adalah cara terbaik untuk melindungi diri kita dari varian baru yang muncul," kata Presiden AS Joe Biden kepada wartawan di Gedung Putih.
"Itu akan membuat Anda lebih aman dan lebih lama. Ini akan membantu mengakhiri pandemi ini lebih cepat," imbuh Biden.
Pemerintah AS pun mengharapkan untuk memberikan 100 juta suntikan booster vaksin COVID-19 secara gratis di sekitar 80.000 lokasi di seluruh negeri, kata Biden.
Suntikan booster awal akan diberikan kepada warga AS yang sudah menerima dua dosis vaksin, tetapi para pejabat mengatakan mereka mengantisipasi bahwa warga yang diberi suntikan vaksin Johnson & Johnson, juga akan membutuhkan suntikan ketiga.
"Anda ingin keluar dari virus. Jika Anda menunggu sesuatu yang buruk terjadi sebelum Anda menanggapinya, Anda akan menemukan bahwa Anda berada jauh di belakang kemampuan penuh Anda yang sebenarnya untuk menjadi responsif," ujar Anthony Fauci, kepala penasihat medis Presiden Joe Biden, kepada wartawan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Suntikan Booster Vaksin COVID-19 di AS Awalnya Fokus pada Nakes
Suntikan booster vaksin COVID-19, menurut para pejabat AS, awalnya akan fokus pada petugas kesehatan, penghuni panti jompo dan orang tua - di antara kelompok pertama yang divaksinasi pada akhir 2020 dan awal 2021.
Berita itu mendapat dukungan dari Ketua DPR AS, Nancy Pelosi dan Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell, yang mengatakan dia "benar-benar" berencana untuk mendapatkan suntikan ketiga vaksin COVID-19.
Saham Pfizer dilaporkan naik sekitar 1,65 persen pada perdagangan tengah hari. Sementara saham Moderna, turun sekitar 2,8 persen dan J&J turun 0,5 persen.
Lebih dari satu juta warga AS juga sudah mengharapkan suntikan booster vaksin sebelum keputusan resmi diumumkan, menurut data federal.
Pejabat AS sebelumnya mengizinkan dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Diketahui bahwa langkah suntikan booster di AS tak sejalan dengan pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang kepala ilmuwannya mengatakan data saat ini tidak menunjukkan perlunya suntikan booster.
Namun, dalam beberapa minggu terakhir, beberapa negara lain juga memutuskan untuk menawarkan suntikan booster kepada orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk Israel, Jerman dan Prancis.
Sementara itu, pejabat Uni Eropa mengatakan pada Rabu (18/8) bahwa mereka belum melihat kebutuhan untuk memberikan suntikan ketiga vaksin COVID-19 kepada masyarakat umum.
Advertisement