Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat memuji Albania, Kanada, Chili, Meksiko, dan Uganda atas langkah mereka menerima warga Afghanistan yang dievakuasi dalam penerbangan besar-besaran setelah pengambilalihan Taliban.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Albania Edi Rama, yang mengumumkan pada Minggu 15Â Agustus - tepat ketika Taliban mengambil alih Kabul - bahwa dia telah menyetujui permintaan untuk menerima ratusan warga Afghanistan sementara dalam perjalanan mereka ke AS.
Baca Juga
Menlu Blinken "berterima kasih kepada Perdana Menteri Rama karena melanjutkan tradisi bangga Albania dalam melindungi orang yang membutuhkan," kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip dari AFP, Jumat (20/8/2021).
Advertisement
Departemen Luar Negeri AS juga mengucapkan terima kasih kepada Qatar dan Kuwait, dua pusat militer AS di mana ribuan warga Afghanistan diterbangkan untuk pemrosesan visa, tetapi berebut untuk menemukan lebih banyak lokasi pengungsian karena kepadatan penduduk.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price juga memberikan apresiasi kepada Uganda, di mana Presiden Yoweri Museveni menyuarakan kesediaan untuk menerima warga Afghanistan secara sementara, dan mengatakan diskusi sedang berlangsung dengan beberapa sekutu Eropa untuk melakukan langkah yang sama.
Price menyebut Kanada, Chili, dan Meksiko sebagai negara yang telah setuju untuk menampung kembali warga Afghanistan dan memuji atas ketersediaan mereka.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kanada Akan Terima Hingga 20.000 Pengungsi Afghanistan
Pemerintah Kanada mengatakan pekan lalu akan menerima hingga 20.000 pengungsi Afghanistan termasuk perempuan, pekerja pemerintah dan komunitas lainnya yang menghadapi ancaman dari Taliban.
AS telah setuju untuk menyambut proses kewarganegaraan puluhan ribu warga Afghanistan yang menjabat sebagai penerjemah atau peran pendukung lainnya - selama perang 20 tahun AS di Afghanistan yang diakhiri oleh Presiden Joe Biden.
AS juga memperluas evakuasinya ke warga Afghanistan yang merasa terancam, termasuk aktivis hak-hak perempuan, pekerja untuk organisasi non-pemerintah dan jurnalis dengan outlet media yang berbasis di AS.
Negara-negara Uni Eropa juga telah memfasilitasi penerbangan bagi orang-orang Afghanistan yang berafiliasi tetapi anggota kunci blok itu. Prancis dan Jerman, juga berjanji untuk mencegah migrasi tidak teratur.
Eropa mengalami reaksi politik pada tahun 2015 ketika lebih dari satu juta pencari suaka, yang dipimpin oleh warga Suriah dan Afghanistan, memasuki blok tersebut.
Advertisement