Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Minggu (22/8) membela strategi penguncian negara itu untuk memerangi wabah virus corona sampai setidaknya 70 persen dari populasi divaksinasi sepenuhnya.
Pada hari Sabtu, polisi Australia menangkap ratusan orang selama demonstrasi anti-lockdown di Sydney dan Melbourne, ibu kota dari dua negara bagian terpadat di negara itu, New South Wales dan Victoria, yang berada di bawah penguncian ketat. Demikian seperti mengutip Channel News Asia, Minggu (22/8/2021).Â
Advertisement
Pemerintah federal akhir bulan lalu mengumumkan sebuah rencana yang mempertimbangkan penguncian sebagai strategi utama untuk memadamkan wabah hingga 70 persen populasi divaksinasi dan pembukaan kembali perbatasan Australia secara bertahap ketika jumlahnya mencapai 80 persen.
"Anda tidak dapat hidup dengan penguncian selamanya dan pada titik tertentu Anda perlu membuat perubahan dan itu dilakukan pada 70 persen," kata Morrison dalam sebuah wawancara televisi di Australian Broadcasting Corp.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lockdown Ketat
Victoria, dalam penguncian keenam sejak dimulainya pandemi, pada hari Minggu mencatat 65 kasus yang didapat secara lokal. Pada hari Sabtu, Australia mengalami jumlah infeksi COVID-19 terburuk yang pernah ada, dengan NSW dan Victoria berjuang melawan wabah yang berkembang dari varian Delta yang sangat menular.
Hanya sekitar 30 persen orang berusia di atas 16 tahun yang telah divaksinasi sepenuhnya sejauh ini, menurut data kementerian kesehatan yang dirilis pada hari Sabtu, terutama karena langkanya pasokan suntikan Pfizer dan kegelisahan publik tentang vaksin AstraZeneca.
Sebuah Newspoll yang dilakukan untuk surat kabar The Australian awal bulan ini menunjukkan bahwa 11 persen orang Australia mengatakan mereka akan menolak untuk divaksinasi.
Advertisement