Liputan6.com, Kabul - Dalam 24 jam, Amerika Serikat menyatakan telah mengevakuasi 7.400 orang lagi dari Kabul. Meskipun kondisi di Afghanistan digambarkan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken sebagai "situasi yang sangat tidak stabil di bandara" setelah Taliban mengambil alih Afghanistan seminggu yang lalu.
Mengutip VOA Indonesia, Senin (23/8/2021), proses evakuasi AS yang mencapai 7.400 orang tersebut disebutkan dilakukan pada Minggu 22 Agustus.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengaktifkan penggunaan 18 jet penumpang sipil AS dari enam maskapai penerbangan untuk membantu mengangkut warga Amerika dan Afghanistan dari tempat-tempat aman di mana mereka ditampung setelah meninggalkan Kabul.
Advertisement
Penggunaan pesawat sipil ini adalah yang ketiga kalinya dalam 30 tahun terakhir yang dilakukan Amerika.
Blinken mengatakan dalam acara jaringan televisi "Fox News Sunday" bahwa kelompok pengungsi terbaru, yakni orang Amerika dan Afghanistan yang telah membantu Amerika dalam 20 tahun pertempuran di Afghanistan, meninggalkan Kabul dengan 60 penerbangan, dan banyak dari penerbangan itu menuju ke negara-negara di Timur Tengah.
Secara keseluruhan, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan AS telah mengevakuasi 25.100 orang pada minggu lalu dengan total 30.000 sejak akhir Juli.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kekacauan di Bandara Kabul
Adegan kacau di bandara Kabul ketika warga Amerika mencoba melarikan diri dari Afghanistan dan orang-orang Afghanistan yang mencoba melarikan diri dari tanah air mereka karena pengambilalihan negara itu oleh Taliban telah disiarkan di seluruh dunia selama beberapa hari ini.
Tetapi penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada acara televisi CNN “State of the Union” bahwa pasukan AS telah “mengamankan jalur aman yang memungkinkan sejumlah besar warga Amerika sampai di bandara dan menuju landas pacu.” [lt/jm]
Advertisement