Sukses

Menlu Wu: Saatnya PBB Terima Taiwan yang Siap Kontribusi untuk Masyarakat Internasional

Menteri Luar Negeri Jaushieh Joseph Wu khusus menulis artikel yang menyatakan bahwa Taiwan siap memberikan kontribusi kepada masyarakat internasional. Menyerukan PBB untuk menerima Taiwan.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 belum berakhir dan masih melanda dunia. Sampai saat ini telah menyebabkan lebih dari 200 juta orang tertular dan 4 juta orang meninggal.

Virus Corona Varian Delta yang sangat menular kini juga tengah menjadi badai bagi semua negara di seluruh dunia. Melihat kondisi tersebut, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang merupakan badan berwenang terkait pun menjadi andalan untuk membantu melewati krisis.

Menteri Luar Negeri Jaushieh Joseph Wu khusus menulis artikel yang menyatakan bahwa Taiwan siap memberikan kontribusi kepada masyarakat internasional. Menyerukan PBB untuk menerima Taiwan. "Sekarang saatnya PBB menerima Taiwan," ucapnya.

Dalam tulisannya, Menteri Wu mengatakan bahwa dalam menghadapi gelombang pandemi yang meningkat baru-baru ini, Taiwan telah mampu mengendalikannya dengan baik.

"Karenanya memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan negara sahabat dan mitra untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi tersebut. Taiwan memiliki kemampuan anti pandemi yang sangat baik, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rantai pasokan global dengan cepat, dan memberikan bantuan substantif berkelanjutan kepada negara mitra," kata Menlu Wu dalam keterangannya yang dimuat Senin (23/8/2021).

Sehingga menurutnya, tidak ada alasan untuk melarang Taiwan memainkan peran konstruktif di dalam struktur PBB.

Menteri Wu menyatakan bahwa di bawah tekanan Republik Rakyat China, yang mana PBB dan badan-badan terkait terus menggunakan Resolusi 2758 Majelis Umum PBB tahun 1971 sebagai dasar hukum untuk mengecualikan partisipasi Taiwan. Namun, teks resolusi tersebut hanya membahas tentang keterwakilan China di PBB, tidak menyebutkan kedaulatan China atas Taiwan, juga tidak memberi wewenang kepada Republik Rakyat China untuk mewakili Taiwan dalam struktur PBB.

Faktanya, Republik Rakyat China tidak pernah memerintah Taiwan, hanya pemerintah Taiwan yang dipilih oleh rakyat Taiwan melalui prosedur demokrasi yang dapat mewakili Taiwan di kancah internasional.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Keras Taiwan

Menteri Wu mengatakan bahwa dalam 60 tahun terakhir, Taiwan terus memberikan bantuan kepada negara-negara mitra di seluruh dunia.

Setelah PBB mengadopsi "Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan", sambungnya, Taiwan tidak hanya bekerja keras untuk mencapai "Tujuan Pembangunan Berkelanjutan" (SDGs, Sustainable Development Goals), tetapi juga secara aktif membantu negara-negara mitranya dalam mencapai tujuan tersebut.

Menurut "The World Happiness Report 2021" yang diterbitkan oleh "Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan" (SDSN, Sustainable Development Solutions Network), Taiwan adalah yang tertinggi di Asia Timur, dan peringkat ke-24 di dunia, mencerminkan Taiwan telah menerapkan hasil dari SDGs.

Menteri Wu mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan nol emisi karbon pada tahun 2050, Taiwan secara aktif membuat panduan (roadmap) dan merumuskan peraturan terkait untuk mempercepat kemajuan pekerjaan. Perubahan iklim tidak mengenal batas negara, Taiwan peduli dengan masalah ini.

Menteri Wu menyebutkan bahwa Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam pidato pemilihannya kembali pada bulan Juni tahun ini, menekankan bahwa pandemi telah membuat semua negara menyadari bahwa kita berbagi kehidupan satu sama lain, hanya dengan bisa menerima partisipasi dari semua pihak, PBB dan semua rakyat negara anggotanya baru bisa benar-benar mendapatkan manfaat.

"Taiwan adalah kekuatan kebaikan di dunia, dan sekarang adalah saatnya bagi PBB untuk menerima Taiwan, agar Taiwan bisa membantu," ucap Menlu Wu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.