Sukses

Khawatir COVID-19, Atlet Selandia Baru Tak Ikut Pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020

Atlet Selandia Baru tidak mengikuti upacara pembukaan ajang Paralimpiade Tokyo 2020 karena takut akan penyebaran Virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Paralimpiade Selandia Baru mengatakan tidak akan menghadiri upacara pembukaan pada Selasa (24/8/2021) di Tokyo. Mereka mengkhawatirkan penyebaran virus corona, karena infeksi melonjak di ibu kota Jepang itu.

Penyelenggara telah melaporkan 161 kasus COVID-19 yang terkait dengan Paralimpiade Tokyo 2020 sejauh ini, sebagian besar di antara staf dan kontraktor yang tinggal di Jepang tetapi juga termasuk enam atlet.

Mengutip Channel News Asia, otoritas Selandia Baru mengatakan para atletnya tidak akan ambil bagian dalam upacara pembukaan, di mana dua pembawa bendera biasanya memimpin rekan satu timnya ke Stadion Olimpiade.

"Tim kami tidak akan hadir karena kami melanjutkan komitmen kami terhadap Prinsip dan Pedoman Operasi COVID-19 kami, yang bertujuan untuk menjaga tim kami seaman mungkin."

Alih-alih menunjuk pembawa bendera, dua atlet akan diberi "peran kepemimpinan" simbolis.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Satu-Satunya Negara yang Tak Ikut Upacara Pembukaan

Selandia Baru adalah satu-satunya dari 162 delegasi Paralimpiade yang telah mengkonfirmasi akan melewatkan upacara malam itu, kata juru bicara Komite Paralimpik Internasional Craig Spence kepada wartawan.

"Kami harus menghormati keputusan itu," katanya, menambahkan bahwa kepala tim Fiona Allan telah mengatakan kepadanya bahwa meskipun ada tindakan pencegahan virus yang ketat, mereka ingin "sangat aman".

Ada 32 atlet Paralimpiade di tim Selandia Baru, menurut panitia Paralimpiade Tokyo 2020.

Beberapa negara dan wilayah lain telah mengurangi jumlah perwakilan pada upacara tersebut karena berbagai alasan termasuk COVID-19, kata Spence.

"Kami menghargai bahwa pawai akan menjadi sedikit lebih pendek, akan ada lebih sedikit atlet dibandingkan dengan Olimpiade normal.

"Itu memalukan, tapi kami menghormati keputusan itu dan sebenarnya, itu mungkin mempercepat upacara."

Situasi pandemi di Jepang telah memburuk secara dramatis dalam beberapa minggu sejak upacara pembukaan Olimpiade 23 Juli, dengan negara itu mencatat lebih dari 25.000 infeksi harian beberapa kali dalam seminggu terakhir. 

3 dari 3 halaman

Infografis Bonus Atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.