Sukses

Jepang Perpanjang Status Darurat COVID-19 Akibat Lonjakan Kasus selama Paralimpiade

Pemerintah Jepang memperpanjang status daruratnya akibat lonjakan kasus.

Liputan6.com, Tokyo - Pemerintah Jepang pada Rabu (25/8) memutuskan untuk memperpanjang status darurat virus corona ke delapan wilayah lagi, sehari setelah upacara pembukaan Paralimpiade karena meningkatnya infeksi membuat rumah sakit berada di bawah tekanan.

Melansir Channel News Asia, Kamis (26/8/2021), langkah itu datang dengan berakhirnya liburan sekolah musim panas dan para ahli infeksi terkemuka menyarankan untuk menunda dimulainya sekolah tatap muka untuk mengurangi risiko penularan.

 

Negara ini telah mencatat lebih dari 20.000 kasus baru sehari dalam beberapa pekan terakhir karena penyebaran varian Delta yang lebih menular.

Di daerah perkotaan seperti Tokyo, pasien dalam kondisi serius dibiarkan menunggu berjam-jam atau melakukan perjalanan jauh dengan ambulans untuk menemukan tempat tidur rumah sakit yang tersedia.

"Jumlah kasus baru terus mencapai rekor tertinggi secara nasional," kata Perdana Menteri Yoshihide Suga kepada para menteri dan pejabat pemerintah saat ia mengumumkan perluasan tersebut.

"Penularan varian Delta sangat kuat. Kami membutuhkan kerja sama lebih lanjut dari orang-orang untuk mengatasi krisis ini."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Status Darurat Diperpanjang

Delapan wilayah lagi akan ditempatkan di bawah status darurat yang sudah berlaku di 13 wilayah termasuk Tokyo, dengan tanggal akhir sementara 12 September.

Langkah itu sebagian besar membatasi penjualan alkohol oleh restoran dan bar dan meminta mereka untuk tutup lebih awal, sambil mendesak masyarakat untuk bekerja dari rumah dan menghindari perjalanan yang tidak mendesak.

Pemerintah juga berencana menetapkan empat daerah lain dengan tindakan yang tidak terlalu ketat.

Secara keseluruhan, langkah yang direncanakan akan berarti 33 dari 47 wilayah Jepang berada di bawah aturan pencegahan infeksi yang tinggi karena negara itu menjadi tuan rumah Paralimpiade setelah Olimpiade.