Sukses

3 Fakta Soal Ledakan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul oleh ISIS

Fakta-fakta mengenai ledakan bom bunuh diri di Bandara Kabul oleh ISIS.

Liputan6.com, Jakarta - Dua ledakan bom dahsyat menghantam perbatasan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, saat warga sipil terus berusaha melarikan diri dengan penerbangan dari Afghanistan yang dikuasai Taliban. 

Pemboman itu terjadi beberapa jam setelah pemerintah Barat memperingatkan warganya untuk menjauh dari bandara, karena ancaman serangan oleh ISIS-K, cabang kelompok ISIS di Afghanistan.

Melansir BBC, berikut adalah sejumlah fakta soal ledakan bom bunuh diri di bandara Kabul:

2 dari 3 halaman

1. Korban Tewas Capai 60 Orang

Sedikitnya 60 orang tewas dan 140 lainnya luka-luka, kata seorang pejabat kesehatan senior di Kabul kepada BBC.

Pentagon mengkonfirmasi personel layanan AS termasuk di antara mereka yang tewas - 12 Marinir AS dan seorang petugas medis Angkatan Laut.

 

2. Ledakan Terjadi di Luar Bandara

Ledakan pertama terjadi sekitar pukul 18:00 waktu setempat (13:30 GMT), di dekat Hotel Baron, dekat perimeter bandara.

Hotel itu digunakan oleh pejabat Inggris untuk memproses warga Afghanistan yang ingin bepergian ke Inggris.

Ledakan diikuti oleh tembakan dan kemudian ledakan kedua di dekat Gerbang Biara, salah satu pintu masuk utama bandara.

Laporan mengatakan bahwa ledakan kedua terjadi di dekat saluran pembuangan limbah di mana warga Afghanistan sedang menunggu untuk diproses, dekat dengan gerbang, dan beberapa korban terlempar ke dalam air. Seorang pejabat AS mengatakan bahwa setidaknya satu penyerang telah mengenakan rompi peledak.

Pasukan AS dan Inggris baru-baru ini dikerahkan untuk menjaga area di sekitar Gerbang Biara. Menurut satu akun, satu penyerang menembak ke kerumunan orang, meskipun laporan juga mengatakan penjaga Taliban telah menembak ke udara. Warga AS yang telah pergi ke daerah sekitar bandara telah diperingatkan sebelum serangan untuk "segera pergi".

3 dari 3 halaman

3. Proses Evakuasi Dihentikan Sementara

Serangan itu kemungkinan akan secara signifikan mempersulit upaya untuk mengangkut ribuan orang keluar dari Afghanistan.

Sebelum penyerangan, sejumlah negara termasuk Jerman, Belanda dan Kanada, telah mengumumkan bahwa mereka tidak bisa lagi melakukan penerbangan.

Turki telah mengumumkan bahwa pasukannya, yang telah memberikan keamanan di bandara selama enam tahun, ditarik. 

Video Terkini