Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan mengecam keras ledakan bom bunuh diri di dekat bandara di Ibu Kota Afghanistan, Kabul yang menewaskan puluhan orang, termasuk anggota pasukan Amerika Serikat dan lebih dari 100 orang terluka.
Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Jumat (27/8).
Baca Juga
"Pemerintah kami mendefinisikan pemboman itu sebagai serangan teroris, mengungkapkan keprihatinan mendalam bahwa itu telah menimbulkan banyak korban dan mengecam keras serangan itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Choi Young-sam dalam pernyataannya, seperti dikutip dari laman Yonhap News Agency, Jumat (27/8/2021).
Advertisement
"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada para korban dan keluarga mereka yang berduka," tutur Choi.
Korea Selatan pun menegaskan kembali posisinya bahwa terorisme tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun dan akan secara aktif berpartisipasi dalam upaya internasional untuk memberantas terorisme, tambah Choi.
Diketahui bahwa dua ledakan terjadi di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/8) waktu setempat, di mana kerumunan orang berkumpul untuk melarikan diri dari negara yang sekarang berada di bawah kendali Taliban.
ISIS-K, cabang kelompok ISIS di Afghanistan mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Ledakan itu juga terjadi di tengah banyaknya upaya evakuasi warga AS dan warga asing lainnya dari Afghanistan dengan tenggat waktu 31 Agustus - termasuk penarikan penuh pasukan AS, seperti yang disepakati dengan Taliban.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korea Selatan Terima 377 Pengungsi Afghanistan
Laporan lainnya oleh Yonhap News Agency juga mengatakan bahwa ratusan warga sipil Afghanistan telah tiba di tempat penampungan sementara mereka di wilayah tengah Korea Selatan pada Jumat (27/8).
Warga Afghanistan itu diperkirakan akan tinggal di sana selama sekitar enam pekan.
Mereka terhitung ada 377 orang, termasuk 180 anak-anak dan bayi, yang mendarat di Bandara Internasional Incheon, barat Seoul, pada Kamis (26/8) dengan pesawat angkut tanker militer KC-33.Â
Ratusan warga Afghanistan tersebut kemudian di antar ke Leadership Campus of the National Human Resources Development Institute di Jincheon, 91 kilometer selatan Seoul.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan sebelumnya bahwa evakuasi warga Afghanistan terdiri dari 378 orang, tetapi catatan kementerian kehakiman menunjukkan hanya 377 yang tiba di negara itu.
Mereka menghabiskan hari pertama mereka di Korea Selatan di fasilitas karantina di wilayah Gimpo, setelah menjalani tes COVID-19.
Dilaporkan belum ada kasus COVID-19 di antara para pengungsi, sementara beberapa masih menunggu hasil tes mereka.
Diketahui bahwa misi evakuasi Korea Selatan di Afghanistan, yang disebut sebagai Operation Miracle, berlangsung setelah Seoul menutup sementara kedutaan mereka di Afghanistan dan mengevakuasi staf diplomatiknya ke Qatar, karena kondisi keamanan memburuk di tengah penarikan pasukan AS yang sedang berlangsung dan perebutan kekuasaan Taliban di negara itu.
Advertisement