Sukses

Usai Bom di Bandara Kabul, AS Mulai Bersiap untuk Serangan ISIS Selanjutnya

Pasukan AS mempersiapkan diri untuk kemungkinan serangan ISIS lainnya.

Liputan6.com, Kabul - Pasukan AS yang membantu proses evakuasi warga Afghanistan yang tengah berusaha melarikan diri dari pemerintahan Taliban, kini bersiap menghadapi lebih banyak serangan setelah terjadi bom bunuh diri oleh ISIS-K hingga menewaskan 85 orang, termasuk 13 tentara AS di luar gerbang bandara Kabul.

Dua ledakan dan tembakan mengguncang daerah di luar bandara pada Kamis malam, kata saksi mata. Video yang diambil oleh wartawan Afghanistan menunjukkan puluhan korban berjatuhan di sekitar kanal di tepi bandara. Demikian menurut laporan Channel News Asia, Jumat (27/8/2021). 

Seorang pejabat kesehatan dan seorang pejabat Taliban mengatakan jumlah korban tewas Afghanistan telah meningkat menjadi 72, termasuk 28 anggota Taliban. Militer AS mengatakan 13 anggota militernya tewas.

ISIS, musuh Taliban serta Barat, mengatakan salah satu pembom bunuh diri menargetkan "penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika". 

Para pejabat AS juga menyalahkan kelompok itu dan bersumpah akan membalas.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pasukan AS Waspada

Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, mengatakan komandan AS waspada terhadap lebih banyak serangan oleh ISIS, termasuk kemungkinan roket atau bom yang dibawa kendaraan yang menargetkan bandara.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa beberapa intelijen dibagikan dengan Taliban dan dia yakin pihaknya telah menggagalkan sejumlah serangan.

Pasukan AS berlomba untuk menyelesaikan penarikan mereka dari Afghanistan dengan tenggat waktu 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden. Hal ini dilakukan olehnya lantaran ia menyebut bahwa Amerika Serikat telah lama mencapai alasan aslinya untuk menyerang negara itu pada tahun 200, yakni untuk membasmi gerilyawan Al Qaeda dan mencegah terulangnya kembali serangan 11 September di Amerika Serikat.