Sukses

Menlu Antony Blinken: 300 Warga AS Masih Berada di Afghanistan

300 warga AS saat ini masih berada di Afghanistan dan sedang diusahakan untuk dievakuasi.

Liputan6.com, Washington D.C - Sekitar 300 warga Amerika Serikat saat ini masih berada di Afghanistan dan sedang diusahakan untuk dijemput dari negara itu - beberapa hari menjelang batas waktu upaya evakuasi oleh AS.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

"Kini ada sekitar 300 warga AS masih disana, yang telah mengindikasikan kepada kita bahwa mereka ingin meninggalkan Afghanistan. Kita sangat aktif bekerja untuk membantu mereka sampai ke bandara, naik pesawat dan keluar dari Afghanistan," kata Blinken kepada ABC, seperti dikutip dari AFP, Senin (30/8/2021).

Hampir 5.500 warga AS telah dievakuasi sebagai bagian dari operasi besar yang telah menerbangkan lebih dari 114.000 orang dari Afghanistan sejak pengambilalihan Taliban.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan kepada Fox News Sunday, bahwa beberapa warga AS memutuskan untuk tetap berada di Afghanistan hingga lewat batas waktu evakuasi - 31 Agustus 2021.

Tetapi Sullivan menjelaskan, bahwa warga AS tersebut "tidak akan terjebak di Afghanistan."

AS memiliki "mekanisme untuk mengeluarkan mereka," tambah Sullivan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Taliban telah membuat komitmen kepada kami ... dan kami memiliki pengaruh untuk menahan mereka pada komitmen itu," jelas Sullivan.

Meski tidak merinci lebih lanjut, Sullivan juga menyebutkan bahwa AS dan negara-negara lain telah membekukan miliaran dolar aset pemerintah Afghanistan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Joe Biden Beri Penghormatan pada 13 Tentara AS yang Tewas di Kabul Afghanistan

Para pejabat AS telah memperingatkan tentang bahaya yang terus berlanjut di sekitar bandara internasional Kabul dan mendesak orang-orang untuk menjauhi kawasan tersebut.

Sebuah serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul pekan lalu menewaskan puluhan orang, termasuk 13 tentara AS.

Presiden AS Joe Biden Ibu Negara Jill Biden mengunjungi Pangkalan Angkatan Udara Dover di Delaware pada Minggu (29/8) untuk memberikan penghormatan terakhir bagi jenazah para tentara AS yang tewas di Kabul, serta menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka.

Namun para pejabat menyebut bahwa penghentian terakhir kehadiran AS selama 20 tahun di Afghanistan dapat menimbulkan beberapa risiko tertinggi.

"Ini adalah waktu paling berbahaya dalam misi yang sudah luar biasa berbahaya," kata Blinken.

3 dari 3 halaman

Infografis Kecaman Pemimpin Dunia untuk Bom Bandara Kabul Afghanistan