Liputan6.com, Kabul - Taliban resmi mengendalikan bandara internasional Kabul pada Selasa (31/8) dan mengklaim bahwa Afghanistan telah merdeka usai pesawat terakhir Amerika Serikat meninggalkan Ibu Kota negara tersebut.
"Afghanistan akhirnya merdeka," kata Hekmatullah Wasiq, seorang pejabat tinggi Taliban, kepada Associated Press.
Baca Juga
"Pihak militer dan sipil bersama kami dan memegang kendali. Mudah-mudahan, kami akan mengumumkan Kabinet kami. Semuanya damai. Semuanya aman," tutur Wasiq, demikian dikutip dari laman Associated Press, Selasa (31/8/2021)
Advertisement
Wasiq juga mendesak warga untuk kembali bekerja dan menegaskan kembali janji Taliban yang menawarkan amnesti umum.
"Masyarakat harus bersabar," ujar Wasiq. "Secara pelan-pelan semua akan kembali normal. Ini akan memakan waktu,"jelasnya.
Sementara itu, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid menyampaikan, "Saya harap Anda sangat berhati-hati dalam berurusan dengan bangsa".
"Bangsa kita telah menderita perang dan invasi dan orang-orang tidak lagi memiliki toleransi," ujarnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengoperasian Bandara Kabul
Kendaraan-kendaraan yang membawa anggota Taliban tampak mengelilingi area landasan pacu Bandara Internasional Hamid Karzai di sisi utara lapangan terbang militer.
Para anggota Taliban juga terlihat mengelilingi hangar bandara, melewati beberapa dari tujuh helikopter CH-46 yang sudah dilumpuhkan oleh militer AS.
Helikopter tersebut sebelumnya digunakan dalam proses evakuasi warga AS di Afghanistan.
Para pemimpin Taliban kemudian secara simbolis berjalan melintasi landasan pacu. Mereka juga terlihat berfoto bersama ketika wartawan mendokumentasikan kedatangan mereka di lapangan terbang bandara Kabul.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Afghanistan, Mujahid juga membahas mulainya kembali operasi di bandara, yang tetap menjadi jalan keluar utama bagi mereka yang ingin meninggalkan negara itu.
"Tim teknis kita akan mengecek kebutuhan teknis dan logistik bandara," ungkap Mujahid.
"Kita dapat memperbaiki semuanya sendiri, maka kita tidak akan membutuhkan bantuan apa pun. Jika diperlukan bantuan teknis atau logistik untuk memperbaiki kerusakan, maka kita mungkin meminta bantuan dari Qatar atau Turki," sebutnya.
Advertisement