Liputan6.com, London - Belum lama ini pemerintah Inggris mengumumkan rencana larangan pemakaian peralatan plastik sekali pakai di Inggris. Upaya ini sebagai bagian dari RUU Lingkungan yang bertujuan untuk mengatasi polusi plastik.
Berdasarkan laporan yang diterima dari New York Post pada Selasa (31/8/2021), RUU pelarangan plastik sekali pakai telah mendapatkan amandemen baru sejak pengesahan terakhirnya melalui Parlemen pada Mei.
Baca Juga
RUU itu bertujuan untuk membersihkan udara negara tersebut, memulihkan habitat alami, dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
Advertisement
Oleh sebab itu, salah satu ketentuannya haruslah mengurangi sampah, termasuk sampah plastik dengan menghilangkan penggunaan garpu, pisau, dan sendok plastik sekali pakai. Meskipun menurut para aktivis langkah ini dinilai masih kurang.
"Pemerintah sudah seharusnya menanggapi masalah ini lebih serius. Krisis plastik telah ada di depan mata dan harus kita atasi bersama sesegera mungkin. Krisis lingkungan ini benar-benar nyata. Lautan kita diselimuti plastik yang membunuh kehidupan di laut. Plastik merusak ekosistem kita dan mengancam kesehatan manusia," kata Jo Morely dari kelompok kampanye City to Sea.
Di samping itu, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara turut menyampaikan pula rencana larangan plastik. Laporan dari BBC, Uni Eropa ikut menambahkan larangan serupa pada Juli.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banyaknya Kasus Kematian Pada Hewan di Laut
Pemerintah Inggris mengungkapkan bahwa rata-rata setiap orang di Inggris menggunakan 18 piring plastik sekali pakai dan 37 peralatan makan sekali pakai setiap tahun.
"Kami membutuhkan peran pemerintah untuk mengambil pendekatan menyeluruh terhadap beberapa langkah kami saat ini, demi mengakhiri semua polusi plastik yang terjadi. Misalnya pengurangan besar pada jumlah semua produk sekali pakai, bukan hanya garpu saja, sendok dan cangkir juga," kata Morely.
Upaya lain untuk mengurangi sampah plastik termasuk larangan microbeads, pengurangan jumlah kantong plastik dan pembatasan sedotan sekali pakai, pengaduk dan cotton buds.
Data dari Sky News melampirkan bahwa terjadi kasus kematian hewan laut akibat memakan atau terjerat oleh plastik. Sebagaimana lebih dari satu juta burung, lebih dari 100.000 mamalia laut dan kura-kura mati setiap tahunnya.
"Kita semua telah menyaksikan dampak buruk dari plastik terhadap lingkungan kita. Oleh sebab itu kami mengupayakan langkah-langkah mengatasi limbah plastik yang berserakan sembarangan di taman, ruang hijau, dan hanyut di pantai," tegas Sekretaris Lingkungan George Eustice.
"Rencana ini akan membantu kita menghentikan penggunaan plastik yang tidak lagi merusak lingkungan alam kita," tandasnya.
Â
Reporter: Bunga Ruth
Advertisement