Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 50%, atau tepatnya 54% warga Amerika Serikat, meyakini keputusan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan setelah 20 tahun setelah berlangsung perang di sana - merupakan keputusan yang tepat.
Hal itu diungkapkan oleh hasil poling oleh PEW Research Center, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (1/9/2021).
Baca Juga
Sementara itu, sekitar 42% warga AS yang disurvei mengatakan penarikan itu adalah keputusan salah.
Advertisement
Survei tersebut diselenggarakan pada 23 sampai 29 Agustus, sebelum penarikan pasukan itu selesai.
Ada 69% responden yang menyebut AS gagal mencapai sasarannya di Afghanistan.
Kemudian, sekitar 26%, responden mengatakan, pemerintahan Presiden AS Joe Biden berkinerja bagus atau bagus sekali dalam penanganan situasi di Afghanistan. Sementara 29% mengatakan OK-OK, dan 42% mengatakan kinerja pemerintahan Biden buruk.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Joe Biden Tak Menyesal Tarik Pasukan AS dari Afghanistan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menyebutkan bahwa penarikan pasukan AS dari Afghanistan merupakan keputusan yang bijaksana.
"Saya tidak akan memperpanjang perang ini dan saya tidak memperpanjang jalan keluar selamanya," kata Biden, seperti dikutip dari AFP.
Penarikan pasukan ini merupakan "keputusan yang bijaksana dan keputusan terbaik untuk Amerika," ujarnya.
Evakuasi warga AS dari Afghanistan, menurut Biden, merupakan "keberhasilan yang luar biasa."
Dalam pidatonya di State Dining Room di Gedung Putih, Biden merinci biaya dan jumlah kematian akibat perang di Afghanistan - lebih dari 2.400 kematian tentara AS dan menghabiskan dana hingga US$ 2,3 triliun.
"Saya bertanggung jawab atas keputusan itu," ungkap Biden.
"Saya membuat komitmen kepada rakyat Amerika bahwa saya akan mengakhiri perang ini. Hari ini, saya menghormati komitmen itu. Ini sudah waktunya, jujur saja," pungkasnya.
"Setelah 20 tahun di Afghanistan, saya menolak mengirim generasi putra dan putri Amerika lainnya untuk berperang," tutur Biden.
Advertisement