Liputan6.com, New Lynn - Seorang pria di Selandia Baru ditembak mati oleh polisi setelah memasuki supermarket Auckland Barat dan melukai banyak orang.
Polisi mengatakan, mereka menanggapi insiden serius di daerah New Lynn. The New Zealand Herald melaporkan setidaknya satu orang mengalami luka tusukan, sementara media Newstalk ZB menyebutkan ada dua orang mengalami luka.
Baca Juga
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah diberitahu tentang insiden itu. Polisi mengatakan, insiden penembakan itu masih diselidiki.
Advertisement
Namun, polisi mengkonfirmasi bahwa seorang pria telah memasuki supermarket Countdown di Lynn Mall dan melukai banyak orang.
Polisi telah menemukan pria itu dan dia telah ditembak mati. Dia meninggal di tempat kejadian.
Seorang saksi, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan mereka melihat dua orang ditikam -- kemungkinan wanita paruh baya dan seorang pria tua.
Ambulans dan polisi berada di tempat kejadian. Beberapa saat kemudian, pelaku ditembak oleh polisi Selandia Baru. Saksi mengatakan para pelanggan kemudian bergegas untuk berlindung.
Ambulans lain tiba di tempat kejadian tak lama setelah pukul 15.30 waktu setempat. Hingga kini polisi masih mendalami kasus ini.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penembakan 2 Masjid di Selandia Baru, 51 Orang Tewas
Insiden penembakan paling mengerikan sebelumnya pernah terjadi di Selandia Baru.Â
Pada sore hari tanggal 15 Maret 2019, seorang pria bersenjata menyerang dua masjid berbeda di Christchurch selama waktu Salat Jumat, menewaskan 51 orang danmelukai 40 lainnya.
Peristiwa itu sangat mengejutkan bangsa yang, sampai saat itu, percaya dirinya aman dari momok kekerasan bersenjata dan terorisme ideologi kanan jauh.
Itu adalah salah satu hari tergelap dan paling mematikan dalam sejarah Selandia Baru.
Pria bersenjata itu, seorang warga Australia yang memiliki hubungan dengan Gerakan Identitarian rasis dan xenophobia di negara asalnya, menembaki Masjid Al Noor sekitar pukul 13.40, ketika beberapa ratus orang berada di dalam untuk Salat Jumat.
Setelah beberapa menit melepaskan tembakan tanpa pandang bulu, ia melaju sekitar tiga mil ke Linwood Islamic Center, Christchurch di mana ia mengulangi tindakannya tetapi menimbulkan lebih sedikit kerusakan, sebagian karena upaya seorang jemaah yang menyerang pria bersenjata itu dan berhasil menangkap salah satu senjatanya.
Penyerang melarikan diri tetapi ditangkap kurang dari setengah jam setelah dia memulai serangannya di dua masjid di Christchurch.
Ketika berita pembantaian menyebar di seluruh dunia, pihak berwenang menemukan manifesto penembak, yang menyatakan keyakinan rasis dan xenofobianya, secara positif mendukung genosida Muslim Bosnia, dan menyebut Presiden AS Donald Trump "simbol identitas putih yang diperbarui dan menjadi tujuan bersama."
Advertisement