Liputan6.com, Jakarta - Duduk di depan televisi dengan makanan dan kudapan setelah hari yang panjang adalah hiburan yang sangat populer, terutama di Amerika Serikat. Berkat adanya layanan streaming film yang memutar setiap episode secara otomatis, orang bahkan tak perlu repot meraih remote.
Namun, apakah kemalasan yang membuat kita terus mengunyah makanan atau ada sesuatu yang lain? Mungkinkah pengalaman menonton televisi dapat mendorong nafsu makan?
Baca Juga
Menurut Klinik Cleveland, televisi bukanlah pendorong nafsu makan, melainkan pengalih nafsu makan. Saat menonton televisi, Anda terlibat dengan program, yang berarti Anda akan kurang memberi perhatian pada isyarat neurologis dan gastronomi yang memberi tahu Anda sudah kenyang. Alih-alih memperhatikan bagaimana Anda makan, Anda terlibat dalam konsumsi yang agak pasif.
Advertisement
Melansir dari laman Mental Floss, Jumat (3/9/2021), sebuah penelitian tahun 2005 yang diterbitkan dalam The International Journal of Communication and Health melakukan survei terhadap 591 mahasiswa sarjana di University of Houston, Texas. Dari hasil survei ditemukan bahwa semakin banyak mahasiswa menonton, maka semakin banyak pula mereka mengemil.
Penelitian tersebut juga menemukan bukti bahwa seringnya menonton TV berkaitan dengan pandangan fatalistik tentang asupan makanan sehat dan pengetahuan gizi yang buruk.
Salah satu alasannya adalah terlalu banyak program berita, hiburan, iklan TV yang mengirim pesan bertentangan tentang makanan. Sebuah program berita mungkin memberitahu Anda untuk makan lebih banyak buah. Sementara sebuah iklan mungkin memberitahu Anda makan lebih banyak sereal.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Durasi dan Konten Berpengaruh
Sering menonton TV sambil ngemil juga membuat otak berpikir bahwa kedua aktivitas tersebut saling berkaitan.
Dengan kata lain, Anda dapat meraih makanan bukan karena sangat lapar, melainkan karena telah mengidentifikasi televisi terikat dengan makanan. Makanan yang dikonsumsi bahkan bisa jadi lebih banyak, tergantung pada durasi program.
Bukan berarti konten program tidak berpengaruh. Pada 2013, sebuah penelitian jurnal Appetite mengamati sekelompok 80 orang. setengah dari mereka diminta menonton program memasak, setengahnya lagi menonton pertunjukan alam. Kedua kelompok disajikan permen cokelat, keju, dan wortel dalam jumlah yang sama.
Para peneliti menemukan bahwa kelompok yang menonton acara masak cenderung makan lebih banyak permen coklat daripada kelompok yang menonton acara alam.
Jadi, apakah nonton TV sambil ngemil adalah sesuatu yang buruk? Seperti kebanyakan hal lain, tidak masalah jika masih dalam batas normal. Namun, makan tidak sambil menonton TV dapat membuat Anda lebih fokus pada makanan yang ada di depan Anda, sehingga Anda dapat menangkap isyarat sudah kenyang.
Â
Â
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement