Sukses

Pasca-teror Penikaman, Supermarket Selandia Baru Kosongkan Pisau dari Rak Penjualan

Jaringan supermarket lainnya di Selandia Baru juga telah mengeluarkan pisau tajam dari penjualan menyusul teror penikaman di sebuah supermarket di Auckland.

Liputan6.com, Auckland - Kelompok supermarket Selandia Baru Countdown, pada Sabtu 4 September 2021, mengumumkan bahwa mereka telah mengeluarkan pisau dan gunting dari rak-rak penjualannya, sehari setelah seorang pria yang disebut pihak berwenang sebagai ekstremis menikam enam orang di salah satu toko waralaba tersebut.

"Tadi malam, kami membuat keputusan untuk sementara menghapus semua pisau dan gunting dari rak kami sementara kami mempertimbangkan apakah kami harus terus menjualnya," kata Kiri Hannifin, manajer umum Countdown untuk keselamatan, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (4/9/2021).

"Kami ingin semua tim kami merasa aman ketika mereka datang untuk bekerja, terutama mengingat peristiwa kemarin," katanya dalam sebuah pernyataan media.

Jaringan supermarket lainnya juga telah mengeluarkan pisau tajam dari penjualan, media lokal melaporkan, menyusul teror penikaman tersebut.

Seorang warga negara Sri Lanka melakukan penikaman terhadap enam orang di supermarket Countdown di mal New Lynn, Auckland pada Jumat 3 September 2021.

Polisi menembak mati penyerang.

 

2 dari 2 halaman

Respons PM Selandia Baru Jacinda Ardern

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pria itu terinspirasi oleh kelompok militan Negara Islam dan telah berada di bawah pengawasan polisi yang konstan.

Polisi mengikuti pria itu ketika dia pergi ke supermarket Countdown di mal New Lynn di Auckland. Mereka mengatakan mereka mengira dia telah pergi untuk berbelanja, tetapi dia mengambil pisau dari rak penjualan supermarket dan mulai menikam orang.

Polisi mengatakan mereka menembaknya dalam waktu satu menit setelah dimulainya serangan. Tiga dari enam korban berada dalam kondisi kritis.

Ardern mengatakan penyerang telah berada di bawah pengawasan sejak 2016 karena dukungannya untuk ideologi kekerasan yang terinspirasi oleh ISIS. Secara hukum pria itu tidak dapat ditahan di penjara, jadi dia terus-menerus dipantau sebagai gantinya.