Sukses

Ini Cara Adolf Hitler Memicu Perang Dunia II

Salah satu yang jadi sorotan dari sejarah masa lalu yang memicu perang global pada Abad ke-20 adalah Adolf Hitler. Sosoknya disebut sebagai salah satu pencetus Perang Dunia II. Apa yang dilakukannya?

Liputan6.com, Jakarta - Ketika Perang Dunia II pecah, saat negara-negara di dunia terbagi dalam beberapa kubu yang saling berhadapan. Pertempuran tak hanya dilakukan para penguasa yang berbagi perbatasan, namun sampai melanda antarbenua. 

Mundur pada Abad ke-20, jauh sebelum Perang Dunia II pecah, sudah ada dua pertempuran yang melibatkan para penguasa dunia: Perang  Dunia, I dan II. Juga Perang Dingin.

Salah satu yang jadi sorotan dari sejarah masa lalu yang memicu perang global pada Abad ke-20 adalah Adolf Hitler. Sosoknya disebut sebagai salah satu pencetus Perang Dunia II. Apa yang dilakukannya?

Berikut ini cara Adolf Hitler memicu Perang Dunia II, Liputan6.com kutip dari sejumlah sumber. Senin (6/9/2021):

Awal Mula Nama Adolf Hitler Muncul

Adolf Hitler memberikan salam Nazi (AFP Photo)

Perjanjian Versailles 1919 mungkin menjadi latar belakang, namun pemicu utama Perang Dunia II diyakini adalah sosok 'paling antagonis' dalam sejarah: Adolf Hitler.

Sejumlah besar sejarawan sepakat, Perang Dunia II disebabkan penyelesaian Perang Dunia I yang dianggap tak memuaskan.

Perjanjian Versailles, yang secara resmi mengakhiri Perang Dunia I antara Sekutu dan Kekaisaran Jerman.

Salah satu poin penting dalam perjanjian tersebut adalah 'Klausul Rasa Bersalah' (War Guilt Clause) sebagai pemicu perang.

Disebutkan, pihak Jerman, juga Austria dan Hungaria menerima tanggung jawab penuh sebagai penyebab Perang Dunia I.

Akibatnya, tak hanya kehilangan sebagian wilayah koloni, sanksi finansial serta isolasi, tentara Jerman juga 'dilucuti'. Sejumlah pembatasan militer diberlakukan, untuk mencegah negara tersebut kembali memicu perang.

Rhineland didemiliterasi, Jerman bahkan harus menghapuskan angkatan udaranya.

Perjanjian tersebut menjadi pukulan berat bagi rakyat Jerman dan memicu runtuhnya Republik Weimar pada 1933.

Di tengah kondisi itulah, muncul sosok Adolf Hitler. Ia adalah seorang calon pelukis yang kemudian bergabung menjadi tentara Bavaria pada Perang Dunia I. Tugasnya yang utama kala itu adalah sebagai pembawa pesan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Saat Adolf Hitler Picu Perang Dunia II hingga Akhir Tragis

Dua kali namanya dielu-elukan karena 'keberaniannya'. Hitler dua kali mengalami cedera dalam dua insiden terpisah. Pertama, kakinya terkena ledakan selongsong bom pada 1916. Matanya juga mengalami buta sementara akibat  gas mustard menjelang akhir perang.

"Kekalahan Jerman membuat Hitler patah semangat dan membutuhkan fokus baru," demikian dikutip dari Daily Telegraph, seperti dimuat situs The Week.

Ia menjadi agen intelijen dan disusupkan ke Partai Pekerja  Jerman -- yang akhirnya melebur ke dalam parpol itu hingga posisi puncak. Terinspirasi  paham Anton Drexle yang anti-komunis dan anti-Semit, ia menyalahkan kaum Yahudi sebagai penyebab instabilitas politik dan ekonomi yang terjadi di negerinya. Pendapatnya ternyata diterima masyarakat kala itu dan membuat sosok pelukis gagal itu populer.

Selama beberapa dekade kemudian, karier Hitler melonjak, menjadi kanselir. Dan, saat Presiden Paul Von Hindenburg meninggal dunia, ia mengangkat dirinya sebagai Fuhrer -- komandan tertinggi paramiliter Nazi.

Saat berkuasa, Hitler mengecam Perjanjian Versailles, menyebutnya tak adil. Pada pertengahan 1930-an, Jerman dalam posisi lemah dan terpecah belah. "Situasi saat itu menciptakan kesempatan emas bagi Jerman untuk kembali mendominasi Eropa."

Sepanjang tahun 1930-an, beberapa peristiwa memicu dunia kembali ke ambang konflik: Perang Saudara Spanyol, Anschlus atau aneksasi Austria, penjajahan Sudetenland, dan invasi Cekoslowakia.

Dan, penyebab langsung  Perang Dunia II adalah invasi Jerman atas Polandia pada 1 September 1939.

Invasi itu menjadi model untuk bagaimana Jerman mengobarkan perang selama enam tahun ke depan, atau yang dikenal sebagai strategi 'blitzkrieg'.

Strategi diawali menghancurkan kontrol udara musuh, rel kereta api, jalur komunikasi, dan penjatuhan amunisi.

Lalu, diikuti oleh invasi darat besar-besaran dengan mengerahkan armada tentara, tank, dan artileri. Kemudian, setelahnya giliran infantri masuk dan menghajar semua resistensi yang muncul.

Teknologi Jerman yang unggul, ditambah miskalkulasi pihak Polandia, Hitler pun menang mudah.

Dua hari setelah serangan Jerman ke Polandia, Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Hitler.

Jerman juga menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Sementara, di Asia Pasifik, Jepang membombardir Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941.

Negeri Sakura juga menyerang Persemakmuran Filipina yang dikuasai oleh Amerika Serikat, serta Malaya, Singapura, dan Hong Kong yang dikuasai oleh Britania Raya. Amerika dan Inggris kemudian menyatakan perang terhadap Jepang.

Amerika Serikat terseret dalam perang di Eropa ketika pada tanggal 11 Desember 1941, Nazi Jerman dan Fasis Italia menyatakan perang terhadap AS. Hitler mengumumkan Pakta Tripartit mengharuskan Jerman mengikuti pernyataan perang Jepang.

Episode Perang Dunia II berakhir dengan cara mengerikan, ketika Hitler terpaksa bunuh diri di bunkernya ketika tentara Rusia menyerbu masuk Berlin. Tak berapa lama kemudian, bom atom Amerika Serikat dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagasaki.