Sukses

Klaim Kemenangan Penuh, Taliban Kibarkan Bendera di Lembah Panjshir

Kelompok militan Taliban mengklaim kemenangan penuhnya atas Lembah Panjshir.

Liputan6.com, Kabul - Taliban telah mengklaim kemenangan atas provinsi Panjshir di timur laut ibu kota Kabul, kantong terakhir wilayah yang tetap berada di luar kekuasaan mereka.

Melansir BBC, Selasa (7/9/2021), kelompok itu memposting rekaman secara online yang menunjukkan para anggota mereka mengibarkan bendera di sana pada Senin 6 September.

Namun pihak perlawanan mengatakan mereka masih hadir di "semua posisi strategis" dan "terus berjuang". Pemimpin mereka telah menyerukan "pemberontakan nasional" melawan Taliban.

Dalam rekaman audio yang diposting di media sosial Ahmad Massoud, pemimpin Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF), menyalahkan komunitas internasional karena melegitimasi Taliban dan memberi mereka kepercayaan militer dan politik.

"Di mana pun Anda berada, di dalam atau di luar, saya meminta Anda untuk memulai pemberontakan nasional demi martabat, kebebasan, dan kemakmuran negara kita," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Kekuasaan Taliban di Afghanistan

"Taliban belum merebut Panjshir," Ali Maisam, juru bicara NRF, sebelumnya mengatakan kepada BBC, mengatakan dia "menolak klaim Taliban".

Sebuah tweet dari kelompok itu juga mengatakan: "Perjuangan melawan Taliban & mitra mereka akan berlanjut sampai keadilan & kebebasan menang."

Namun juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "dengan kemenangan ini, negara kita benar-benar dikeluarkan dari rawa perang".

Taliban menguasai seluruh Afghanistan tiga minggu lalu, sejak merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus menyusul runtuhnya pemerintah yang didukung Barat.

Itu terjadi hampir 20 tahun setelah pasukan AS memimpin invasi untuk menggulingkan Taliban.

Panjshir, sebuah lembah pegunungan yang terjal, adalah rumah bagi antara 150.000 dan 200.000 orang. Itu adalah pusat perlawanan ketika Afghanistan berada di bawah pendudukan Soviet pada 1980-an dan selama periode pemerintahan Taliban sebelumnya, antara 1996 dan 2001.

3 dari 3 halaman

Infografis Taliban Belum Usai, Bom ISIS-K Guncang Kabul: