Liputan6.com, Jakarta - Para Menkes G20 bertujuan untuk memvaksinasi setidaknya 40 persen populasi dunia terhadap COVID-19 pada akhir tahun.
Target tersebut diumumkan pada Pertemuan Menteri Kesehatan G20, yang diadakan pada Minggu (5/9) hingga Senin di Roma.Â
Advertisement
Baca Juga
Melansir Channel News Asia, Selasa (7/9/2021), Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan pertemuan itu juga mengadopsi Deklarasi Menteri Kesehatan yang menekankan pentingnya kolaborasi multilateral yang kuat dalam mengelola pandemi COVID-19 dan mendukung pemulihan global, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO mengambil peran sentral dan utama. Para menteri kesehatan juga sepakat bahwa vaksinasi adalah kuncinya.
Deklarasi tersebut mengakui dampak luas COVID-19, termasuk pada kesehatan mental dan kemajuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, yang mengatasi tantangan global termasuk kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, degradasi lingkungan, perdamaian dan keadilan.
Deklarasi tersebut juga menggarisbawahi perlunya melanjutkan upaya bersama untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi dengan lebih baik risiko dan keadaan darurat kesehatan global di masa depan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Singapura Hadir Sebagai Negara Tamu
Singapura menghadiri pertemuan tersebut sebagai negara tamu atas undangan Italia, presiden G20 saat ini.
"Ada rasa ketahanan (yang gamblang) di antara semua menteri kesehatan," kata Ong dalam sebuah posting Facebook pada hari Senin.
"Ini adalah salah satu pertemuan internasional yang langka di mana tujuan bersama ditempa oleh tantangan bersama."
Dalam tiga intervensi yang dibuat selama pertemuan, Ong berbicara tentang pengalaman COVID-19 Singapura sebagai negara kota, menekankan pentingnya memperkuat kesiapsiagaan darurat kesehatan di lingkungan perkotaan.
Dia juga meminta negara-negara untuk menjaga rantai pasokan global tetap terbuka, dan untuk menghindari situasi di mana berbagai belahan dunia mengenali vaksin yang berbeda, yang akan memecah jaringan masyarakat global.
Advertisement