Sukses

Bayi Kembar Siam Dempet Kepala di Israel Sukses Dipisahkan Via Operasi 12 Jam

Untuk pertama kalinya di Israel, kembar siam di kepala yang sangat jarang terjadi berhasil di pisahkan

Liputan6.com, Yerusalem - Anak perempuan kembar berusia 1 tahun di Israel yang lahir dengan keadaan kepala saling menempel berhasil dipisahkan setelah operasi yang langka dan rumit.

Kedua anak kembar siam yang namanya tidak disebut itu menjalani operasi selama 12 jam di Pusat Medis Soroka di Beersheba, Israel pekan lalu.

Melansir dari laman CNN, Selasa (7/9/2021), prosedur ini sangat jarang dilakukan, ujar rumah sakit dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu. Prosedur tersebut butuh berbulan-bulan persiapan.

Setelah operasi, si kembar sekarang dapat saling berhadapan untuk pertama kalinya sejak mereka lahir pada bulan Agustus 2020.

“Ini adalah operasi yang langka dan kompleks yang dilakukan sejauh ini di dunia hanya sekitar 20 kali, dan untuk pertama kalinya di Israel," kata Mickey Gideon, direktur bedah saraf pediatrik di Soroka Medical Center, dalam sebuah pernyataan.

Gideon mengatakan keberhasilan operasi tersebut dapat memperkuat “makna dari sebuah misi yang menjadikan kami dokter.”

Namun, ia memperingatkan bahwa “beberapa hari ke depan akan sangat penting dalam proses pemulihan si kembar.”

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Total 50 Staf Terlibat

Lusinan staf merawat si kembar dan mempersiapkan mereka untuk operasi.

Jalan panjang menuju operasi itu sendiri telah dimulai beberapa bulan yang lalu. Operasi direncanakan dengan model 3D dan teknologi realitas virtual selama berbulan-bulan, melibatkan total 50 staf rumah sakit.

Menurut University of Minnesota, kembar siam terjadi sekali setiap 200.000 kelahiran hidup. Mereka selalu identik dan kebanyakan adalah perempuan.

Kembar siam yang bergabung di kepala amat jarang terjadi. Tahun lalu, gadis kembar yang menempel di kepala dipisahkan di sebuah rumah sakit di Vatikan.

 

Reporter: Ielyfia Prasaetio