Liputan6.com, Kabul - Taliban mengatakan akan mengizinkan 200 orang Amerika dan warga sipil lainnya meninggalkan Afghanistan dengan penerbangan carter atau sewaan. Demikian menurut seorang pejabat AS.
Melansir Sky News, Kamis (9/9/2021), pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa Taliban ditekan untuk mengizinkan keberangkatan tersebut oleh Perwakilan Khusus AS, Zalmay Khalilzad.
Advertisement
Baca Juga
Penerbangan itu diperkirakan akan berangkat pada Kamis dari bandara Kabul, tetapi belum dipastikan apakah orang Amerika dan warga negara lainnya berada di pesawat yang sama, termasuk orang asing di Mazar-i-Sharif yang selama berhari-hari karena pesawat pribadinya.tidak diizinkan meninggalkan Afghanistan.
Sejak tentara AS meninggalkan Afghanistan pada akhir Agustus, Amerika Serikat dan Inggris berupaya menemukan cara agar mereka yang masih terjebak dapat meninggalkan Afghanistan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya untuk Menekan Pemerintah
Pemerintah Inggris membuat skema untuk memberikan hak kepada mantan karyawan untuk pindah ke Inggris dan banyak yang diselamatkan melalui kebijakan penerbangan evakuasi ini.
Namun, banyak orang yang belum menerima balasan atas permohonan mereka, entah permohonan mereka ditolak atau telah diterima tetapi tidak dapat datang ke bandara.
Pada Rabu, seorang mantan penerjemah Afghanistan mengungkapkan bahwa setidaknya 400 pasukan khusus Afghanistan yang dilatih oleh Inggris bersembunyi di Afghanistan dan sangat ingin melarikan diri ke Inggris.
Rafi Hotta (35), yang pernah bekerja dengan pasukan khusus Inggris di Afghanistan dan sekarang tinggal di Birmingham, mengatakan dia sedang menyusun daftar nama komando elit yang membutuhkan bantuan.
Dia berencana untuk menyajikan daftar tersebut kepada pemerintah Inggris dalam upaya untuk menekan para menteri untuk bertindak.
"Mereka telah melayani pemerintah Inggris selama 20 tahun, mereka layak mendapatkan kehidupan tanpa takut dibunuh," katanya.
Sebelumnya pada Selasa 7 September, Taliban mengumumkan pemerintahan sementara, yang tidak menampilkan wanita dan termasuk beberapa anggota pemain lama.
Di antara mereka yang ditunjuk termasuk Sirajuddin Haqqani, yang ada dalam daftar hitam atau paling dicari FBI dan diburu dengan hadiah $ 5 juta atas namanya.
Pemerintahan baru Afghanistan oleh Taliban dipimpin oleh perdana menteri Mullah Hasan Akhund dan wakilnya, Mullah Abdul Ghani Baradar.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement