Liputan6.com, Jakarta - Metamorfosis adalah evolusi yang dialami makhluk hidup, khususnya binatang. Pada serangga, ada yang mengalami metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
Hewan yang melakukan metamorfosis, menjalani proses perkembangan biologi yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara radikal berbeda.
Ada beberapa fase yang dilalui makhluk hidup dalam lingkup metamorfosis. Oleh sebab itu, masing-masing makhluk hidup juga mempunyai fase yang berbeda-beda tergantung dari tingkat perbedaan bentuk larva dan dewasa.
Advertisement
Binatang yang melakukan metamorfosis adalah binatang golongan serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata yang biasanya atau tidak selalu disertai dengan perubahan habitat atau kelakuan. Beberapa hewan yang menghadapi metamorfosis, biasanya tidak selalu disertai dengan perubahan habitat atau perilaku.
Metamorfosis pada serangga ada dua macam, yaitu metamorfosis sempurna atau holometabolisme dan metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabolisme. Simak penjelasannya mengenai jenis-jenis metamorfosis berikut ini:
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna merupakan Holometabolisme. Pada holometabolisme, larva ini sangat berbeda dengan dewasanya.
Serangga menjalani holometabolisme hanya pada tahap larva, dan kemudian memasuki periode tidak aktif yang disebut pupa, yang menyimpulkan bahwa mereka telah dewasa. Oleh karena itu, metamorfosis sempurna mengacu pada metamorfosis yang dimulai dengan telur–pupa – imago.
Contoh penyimpangan yang sempurna adalah katak, nyamuk, dan kupu-kupu. Terdapat juga tahapan perkembangan serta pertumbuhan yang terjadi pada metaorfosis sempurna diantaranya:
a. Fase Telur
Hewan betina akan bertelur di tempat yang sesuai untuk kebutuhan tumbuh kembang calon anaknya. Misalnya, sejenis kupu-kupu bertelur di permukaan daun karena larva atau hewan muda merupakan pemakan tumbuhan. Selama tahap telur ini, embrio hasil pembuahan sel telur yang telah dibuahi terus menghadapi pemisahan dan membentuk organ hingga jangka waktu tertentu, tergantung dari jenis spesiesnya. Telur nyamuk ini ringan dan padat seperti rakit bambu. Nyamuk betina juga bertelur di air yang tenang. Ini karena larva nyamuk menghabiskan seluruh hidupnya di dalam air. Setelah waktu yang ditentukan, telur tersebut akan menetas menjadi larva atau anak hewan.
b. Fase Larva
Pada tahap ini, larva atau hewan muda juga sangat aktif dalam makan. Induk betina bertelur di tempat yang cocok untuk makanan mereka. Ulat, larva kupu-kupu, dapat memakan daun karena tempat tersebut adalah tempat mereka berada atau bertengger. Larva hewan yang telah mempunyai eksoskleton atau rangka luar, semacam pada serangga hendak hadapi pergantian kulit ataupun eksdisis ataupun molting. Hal ini juga disebabkan karena ukuran tubuhnya yang membengkak, sehingga dibutuhkan exoskeleton baru untuk menyesuaikan dengan ukuran tubuhnya yang membengkak. Perubahan kulit ini dapat terjadi berkali-kali, pada waktu tertentu larva harus selesai makan dan memasuki tahap selanjutnya yaitu menjadi pupa. Perubahan ini dapat dikontrol oleh hormon pada larva.
c. Fase Pupa
Pupa ataupun kepompom merupakan fase transisi. Badan kepompong dilindungi oleh kerangka atau kokon yang keras. Pada fase ini, sebagian besar serangga terletak di dalam keadaan inaktif atau makan. Di balik kokon, badan pupa sangat lebih aktif melaksanakan metabolisme pembuatan organ—organ serta wujud hewan dewasanya. Kebutuhan akan tenaga yang diperoleh dari simpanan cadangan makanan di dalam badan larva atau pada fase larva sangat lebih aktif makan, serta sebagian makanannya hendak ditaruh buat fase pupa. Fase pupa memakan waktu yang sangat bermacam- macam.
d. Fase Imago
Hingga waktu yang sudah ditetapkan, pupa keluar dari cangkangnya jadi hewan dewasa atau imago dengan wujud yang sangatlah berbeda. Pada fase ini, imago mempunyai metode makan serta habitat yang berbeda dengan larvanya. Tahap imago adalah tahap reproduksi Hewan dewasa atau jantan dan betina akan kawin dan membentuk ratusan telur, dan berharap dapat mengulang siklus ini.
Â
Advertisement
2. Metamorfosis Tidak Sempurna
Metamorfosis tidak sempurna merupakan Hemimetabolisme. Tahap yang belum dewasa dari spesies metamorf biasanya disebut larva. Namun, pada metamorfosis sebagian besar spesies serangga, hanya tahap awal yang disebut larva, terkadang dengan nama berbeda.
Secara hemimetabolisme, pertumbuhan larva akan terjadi pada tahap perkembangan kesekian dan molting atau pergantian kulit yang disebut dewasa. Oleh karena itu, metamorfosis tidak sempurna ini merupakan metamorfosis yang telah melalui dua tahap yaitu dari telur menjadi nimfa, kemudian menjadi hewan dewasa.
Biasanya metamorfosis semacam ini juga terjadi pada serangga, seperti capung, belalang. Tahapan- tahapan pada hemimetabola ialah:
a. Telur
Semacam pada biasanya seekor serangga, telur- telur diletakkan ditempat yang cocok serta nyaman buat pertumbuhan embrio. Embrio dilindungi dengan struktur telur dengan cangkang zar kiitin. Hingga pada waktu yang telah ditentukan, telur-telur tersebut akan segera menetas menjadi nimfa.
b. Nimfa
Berbeda dengan kelompok holometabolous, hemimetabolous langsung memiliki bagian dari bentuk hewan sebenarnya yaitu nimfa, yang ukurannya lebih kecil. Nimfa hendak hadapi perkembangan serta pertumbuhan buat kematangan organ reproduksi nya. Nimfa pula hendak hadapi eksdisis buat mengubah kerangka luar badannya akibat perkembangan yang membuat dimensi badannya kian membesar.
c. Imago
Imago pula mempunyai kematangan reproduksi serta siap buat melaksanakan perkawinan. Siklus ini akan kembali terulang.
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman
Advertisement