Sukses

10.000 Lebih Migran Haiti Berlindung di Bawah Jembatan Texas

Jumlah migran asal Haiti berlindung di bawah jembatan Texas, jumlahnya terus meningkat.

Liputan6.com, Del Rio - Lebih dari 10.000 migran yang kebanyakan dari Haiti, berlindung di bawah jembatan layang di Del Rio, Texas, ketika agen perbatasan AS berjuang untuk mengimbangi lonjakan di daerah itu, menurut dua pejabat senior Departemen Keamanan Dalam Negeri setempat.

Pejabat mengatakan, banyak migran tidak datang langsung dari Texas, melainkan mereka tinggal di Amerika Selatan dan dibawa ke Del Rio melalui rute penyelundupan yang biasa digunakan oleh kartel Meksiko.

Jumlah migran di bawah jembatan telah membengkak selama 48 jam terakhir, tumbuh dari sekitar 5.000 pada Rabu, dan diperkirakan meningkat dua hari setelahnya di atas 11.000 pada Jumat.

Dikutip dari NBC News, Selasa (21/09/2021), para migran yang tiba di pusat pemrosesan darurat di bawah jembatan diberikan persediaan darurat seperti air dan susu formula bayi.

Kemudian, diproses sebelum dibawa ke stasiun Patroli Perbatasan atau penjagaan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

ICE Mulai Mendeportasi Para Migran

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) tidak melakukan tes COVID-19, kecuali untuk migran yang menunjukkan gejala.

Pada Agustus, di jembatan yang sama, wakil kepala CBP, Raul Ortiz mengatakan kepada NBC News bahwa organisasi non-pemerintah tidak melakukan tes COVID-19 karena sudah kewalahan dalam menangani migran, yang pada saat itu jumlahnya sekitar 100 orang.

Pemerintahan Biden memberikan Status Perlindungan Sementara kepada warga Haiti yang sudah tinggal di AS pada Mei, karena bencana alam dan kerusuhan politik di negara itu. 

Namun, perintah itu tidak melindungi pendatang baru. Faktanya, ICE sudah mulai mendeportasi warga Haiti kembali ke negara mereka, membuat marah para advokat yang mengatakan lebih banyak harus diberi kesempatan suaka di AS karena pergolakan di negara itu.

 

Reporter: Cindy Damara