Liputan6.com, Kabul - Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, membantah adanya ISIS-KÂ atau Al-Qaeda yang masih aktif di Afghanistan. Amerika Serikat khawatir dua kelompok itu masih mempertahankan kehadiran mereka di negara tersebut.
Zabihullah berkata kekhawatiran AS hanyalah "propaganda tak berdasar" meski ISIS-K belum lama ini melakukan serangan bom di Afghanistan, salah satuna di bandara Kabul.
Dilaporkan VOA, Rabu (22/9/2021), intelijen AS memberikan peringatan bahwa operatif Al-Qaeda dan ISIS sedang kembali ke Afghanistan karena dipicu oleh kebangkitan Taliban.
Advertisement
Taliban berkata ISIS-K bukanlah ancaman signifikan. Terkait pengeboman di Nangarhar, Taliban menyebut serangan itu akan menjadi yang terakhir.
"Anda akan menyaksikan bahwa ini akan menjadi serangan-serangan terakhir mereka dan mereka tidak akan bisa melaksanakannya di masa depan," kata jubir Taliban.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Janji Lawan Organisasi Teror
Pekan lalu, Deputi Direktur CIA David Cohen berkata AS sedang menyaksikan indikasi-indikasi pergerakan Al-Qaeda. Tetapi, ia menyebut gerakan ini masih bersifat dini.
Cohen lantas berkata Al-Qaeda bisa bangkit lagi dalam setahun.
"Kami tentunya akan mengawasi hal tersebut," ujarnya.
Namun, pihak Taliban kembali memmbantah. Kekhawatiran pihak asing kepada Taliban disebut salah alamat.
Seperti dilaporkan sebelumnya, Taliban berjanji kepada AS akan melindungi Afghanistan dari organisasi teror. Hal itu merupakan bagian dari kesepakatan dengan AS sebelum mereka pergi dari Afghanistan.
"Kami telah memberikan komitmen kepada dunia dan kepada Amerika bahwa kita tidak akan mengizinkan siapapun memakai tanah Afghanistan untuk menyakiti atau mengancam negara manapun," ujar Zabihullah Mujahid.
"Ini adalah posisi prinsipil dan kami dengan tegas mendukungnya karena ini juga untuk kepentingan masyarakat Afghanistan," imbuhnya.
Advertisement