Liputan6.com, Jakarta - Fosil jejak kaki ditemukan oleh para peneliti yang menggali parit dalam tanah gipsum di Taman Playa Barat, White Sands National Park, New Mexico.
Jejak kaki itu berada di kedalaman yang berbeda di bawah permukaan, di atas dan di bawah jejak kakinya ada benih rumput purba.
Dilansir Sky News, Sabtu (25/9/21), para ilmuwan di US Geological Survey menggunakan penanggalan radiokarbon untuk menganalisis benih dan menyimpulkan bahwa jejak kaki itu berusia sekitar 22.800 tahun. Banyak ilmuwan berpikir migrasi kuno datang melalui jembatan darat yang menghubungkan Asia dan Alaska, meskipun jembatan ini telah tenggelam.
Advertisement
Baca Juga
Tetapi berdasarkan bukti seperti peralatan batu, tulang fosil, dan analisis genetik, yang lain mengatakan manusia bisa tiba di Amerika antara 13.000 dan 26.000 tahun yang lalu.
Pejabat direktur regional Rocky Mountain USGS Allison Shipp mengatakan bahwa studi ini menggambarkan proses sains, bukti baru dapat mengubah paradigma yang telah lama dipegang.
Sementara itu, jejak kaki yang ditemukan di New Mexico mengkonfirmasi kapan manusia sudah berada di negara itu, temuan ini bisa saja tiba lebih awal.
Studi yang diterbitkan dalam Jurnal Science menyebutkan bahwa jejak kaki fosil adalah bukti yang lebih kuat daripada artefak budaya, tulang yang dimodifikasi atau fosil lain yang lebih konvensional. Menurut para penulis setelah menggambarkan, jejak kaki itu ditinggalkan oleh anak-anak dan remaja.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jejak Kaki Berasal dari Lumpur, Rapuh
Jejak kaki yang berasal dari lumpur itu rapuh, sehingga para peneliti harus mengumpulkan sampel dengan cepat. Bustos melakukan cara dengan merekam maupun mengambil banyak foto dan membuat model 3D.
Para ilmuwan dibantu oleh para ahli dari National Park Service di taman tersebut. Taman Nasional White Sands adalah harta karun bagi para arkeolog, dengan koleksi jejak kaki fosil zaman es terbesar di dunia.
Selain itu, jejak kucing bertaring tajam, serigala mengerikan dan hewan zaman es lainnya telah ditemukan. Inspektur Marie Sauter mengatakan bahwa, Taman Nasional White Sands bukan hanya tujuan rekreasi kelas dunia, tetapi juga laboratorium ilmiah yang telah menghasilkan penelitian fundamental yang inovatif.
Â
Penulis : Alicia Salsabila
Advertisement