Liputan6.com, New York - Perwakilan tetap Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (27/9) mengecam kebijakan permusuhan Amerika Serikat terhadap negaranya.
Ia menggambarkan permusuhan dari Washington sebagai "ekspresi paling jelas dalam ancaman militernya" terhadap Korea Utara.
Baca Juga
"Kebijakan permusuhan AS terhadap Korea Utara sama sekali tidak abstrak. Itu sendiri merupakan ancaman militer dan tindakan permusuhan yang kita hadapi dari AS setiap hari," kata Kim Song dalam pidatonya di debat umum sesi ke-76 PBB.
Advertisement
Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat "telah menimbulkan ancaman nuklir, memusuhi Korea Utara selama lebih dari 70 tahun," demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (28/9/2021).
Kim Song juga menekankan bahwa pasukan AS ditempatkan di banyak pangkalan militer di Korea Selatan dan mempertahankan "sikap perang untuk mengambil tindakan militer terhadap Korea Utaradi setiap saat."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lebih Baik Upayakan Perdamaian
Kim Song menyerukan Amerika Serikat "untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas semenanjung dan dunia dengan menarik kebijakan anakronistik dan bermusuhan terhadap DPRK dengan cara yang berani dan lengkap."
Dia mengatakan, pemerintah AS saat ini harus membuktikan pendirian kebijakannya bahwa "mereka tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK" dengan tindakan praktis alih-alih kata-kata, dan juga harus menghapus standar ganda terhadap DPRK.
"Jika AS menunjukkan keputusannya yang berani untuk menghentikan kebijakan permusuhannya, kami juga siap untuk menanggapi dengan sukarela kapan saja," kata Kim.
Jika Washington "benar-benar menginginkan perdamaian dan rekonsiliasi di Semenanjung Korea, ia harus mengambil langkah pertama untuk menghentikan kebijakan permusuhannya terhadap Korea Utara dengan menghentikan secara permanen latihan militer bersama dan penyebaran semua jenis senjata strategis yang ditujukan pada DPRK di dalam dan sekitar Semenanjung Korea," desaknya.
Advertisement